Jakarta (ANTARA News) - Departemen Pertanian meluncurkan benih unggulan jarak pagar varietas IP-1 hasil penelitian Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan (Puslitbangbun) untuk pengembangan biofuel pengganti minyak solar. Menteri Pertanian Anton Apriyantono di sela peluncuran benih tersebut di Bogor, Minggu menyatakan, benih jarak pagar IP-1 telah melalui pengujian oleh Puslitbangbun serta Balai Pengawasan dan Pengujian Mutu Benih (BP2MB). "Diharapkan benih ini akan menjadi benih sumber untuk pengembangan kebun-kebun benih di seluruh Indonesia termasuk kebun benih di 14 provinsi yang diprogramkan Ditjen Perkebunan," katanya. Ke 14 provinsi tersebut diantaranya Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, DI Yogyakarta, Nusa Tenggara Barat, Jambi, Sulawesi Tenggara dan Papua. Sejak akhir 2005, tambahnya, Badan Litbang Pertanian telah berupaya memanfaatkan sumber daya domestik yang tersedia dalam mencari bahan tanaman unggul terutama sebagai bahan baku pengembangan bio energi dalam mengatasi kesulitan BBM akibat kenaikan harga minyak. Anton menyatakan, saat ini benih yang tersedia baru mencapai 33 persen dari rencana penanaman sehingga benih dari sumber-sumber lain masih dapat dipergunakan asalkan mutunya dapat dipertanggungjawabkan. "Di masa mendatang jarak pagar akan menjadi salah satu sumber pendapatan di musim kering bagi petani di daerah yang sering mengalami krisis air seperti dialami di beberapa bagian Indonesia saat ini," katanya. Sementara itu Kepala Puslitbangbun, Bambang Pratowo menyatakan, benih unggul jarak pagar IP-1 mampu menghasilkan 5 ton biji kering per hektar pada tanaman berumur lima tahun, sementara itu IP-2 yang rencananya akan diluncurkan pada 2007/2008 diperkirakan mampu mencapai 6 ton/hektar. Menurut dia, stelah melakukan ekplorasi di 10 provinsi Puslitbang Perkebunan melakukan penanaman di kebun Induk dan seleksi massa untuk memilih individu terbaik yang akan menghasilkan benih pupulasi berikutnya. Penanaman dan seleksi dilakukan di Kebun Percobaan (KP) Asembagus Situbondo Jawa Timur untuk mewakili wilayah iklim sangat kering, KP Muktiharjo Pati Jawa Tengah mewakili wilayah iklim kering dan KP Pakuwon Sukabumi mewakili iklim basah. Dia menyatakan, hingga 2006 pihaknya telah mengeluarkan varietas unggul tanaman perkebunan sebanyak 122 untuk jenis tanaman tahunan meliputi karet 20 varietas, kakao (10), kelapa (11), kelapa sawit (31), kopi (22), kapuk (3), lada (7), gambir (3), rami dan jambu mete masing-masing satu varietas, teh (7) dan jarak pagar 3 varietas. Selain itu 121 varietas unggulan untuk tanaman semusim terdiri dari komoditas kapas 15 varietas, kenaf (11), kencur (3), tembakau (17), tebu (62), jahe (4), nilam (3), jarak kepyar (2) dan wijen (4).(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2006