Yogyakarta (ANTARA News) - Badan Nasional Penanggulangan Bencana mencatat sebesar 97 persen bencana yang melanda di sejumlah wilayah Indonesia merupakan hidrometeorologi, dan setiap tahun angkanya cenderung meningkat.

"Indonesia memang merupakan wilayah yang rawan bencana, sehingga memerlukan kewaspadaan masyarakat," kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho di Yogyakarta, Selasa.

Hal tersebut disampaikan saat bimbingan teknis kehumasan "Memahami Merapi dan Rehabilitasi Rekonstruksi Pascva Erupsi" yang diikuti sejumlah wartawan nasional dan lokal.

Bencana hidrometeorologi adalah puting beliun, banjir, longsor, kekeringan, kebakaran lahan dan hutan, serta gelombang pasang.

Dikatakan selama 2002-2012 di Indonesia terdapat 10.648 bencana, dengan 274.464 orang meninggal, dan 18.866 orang hilang.

Menurutnya, sering terjadinya bencana antara lain disebabkan Indonesia terletak pada tiga lempeng tektonik aktif yaitu di Eurasia, Pasifik dan Hindia Australia. Proses tektonik aktif itu menyebabkan Indonesia sering terjadi gempa bumi, tsunami, serta gunung meletus.

Untuk bencana gempabumi, kata Sutopo, terdapat 411 kabupaten/kota berada di daerah bahaya sedang-tinggi dan 218,2 juta penduduk terpapar oleh bahaya gempa bumi.

Sementara untuk bencana tsunami, dia mengatakan, terdapat 200 kabupaten/kota berada di daerah bahaya sedang-tinggi dan 4,8 juta penduduk terpapar oleh bahaya tsunami.

"Indonesia adalah negara tertinggi di dunia yang memiliki jumlah penduduk terpapar tsunami," tutur Sutopo.

Selain berpotensi diserang gempa bumi dan tsunami, Sutopo mengatakan, Indonesia juga memiliki 127 gunung api aktif yang berpotensi menimbulkan bencana.

"Gunung aktif sebesar itu merupakan 13 persen gunung api aktif yang ada di dunia," ucapnya.

Sebanyak 75 kabupaten/kota terbesar di Sumatera dan Jawa berada di daerah bahaya sedang-tinggi dari erupsi gunung api di Indonesia.

BNPN mencatat terdapat 3,85 juta penduduk terpapar oleh bahaya sedang-tinggi dari erupsi gunung api.

Pewarta: Ahmad Wijaya
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2013