Damaskus (ANTARA News) - Penculikan kini jadi kekhawatiran utama semua keluarga di Suriah.  Beredar laporan bahwa sudah ada 1.000 kasus penculikan anak perempuan  di seluruh negeri itu.

Banyak keluarga di Suriah kini melarang anak perempuan keluar rumah. Seiring pemberontakan yang sudah memasuki bulan ke-27, penculikan berlatar minta tebusan, perampokan, dan balas dendam menjadi marak.

"Sebanyak 1.000 perempuan telah diculik di Suriah dan 37.000 perempuan telah diperkosa di seluruh pinggira Ibu Kota negara itu, Damaskus, saja," kata Qassem Suleiman dari Kementerian Perujukan Nasional, kepada harian Al-Watan.

Ia mengatakan kebanyakan kasus dilaporkan terjadi di Al-Mleha, Kota Kecil Shebaa di pinggiran Damaskus, serta di Permukiman Barzeh di Damaskus. Sebagian kasus lain terjadi di kamp pengungsi Al-Yarmouk dan Al-Moadhamiya.

Penculikan salah satunya menimpa keluarga Nahed (45), ibu dari tiga anak.

Kemenakan perempuannya diculik di Permukiman Al-Midan di Damaskus lima bulan lalu. Bocah berumur 13 tahun tersebut diculik oleh beberapa pria bersenjata, saat pulang ke rumah dari sekolah.

"Ia diculik selama 24 jam dan keluarganya membayar 600.000 pound Suriah untuk membebaskan putri mereka," kata Nahed seperti dikutip Xinhua.

Dalam kejadian lain yang lebih buruk, anak perempuan diculik terutama yang berusia antara 18 dan 20 tahun di daerah pedesaan demi nafsu seks penculik.
 
"Begitu petempur asing masuk rumah, semua menjadi milik mereka dan orang-orang itu  memperkosa ibu, anak perempuan dan saudara perempuan di depan mata orang tuanya," kata Qassem Suleiman.

Para pejabat dan banyak warga menuduh kaum fanatik dan petempur asing sebagai pelaku, kutip Xinhua.

(Uu.C003)

Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2013