Jakarta (ANTARA News) - Timun Mas dalam drama musikal "Timun Mas" tidaklah lahir dari sebuah ketimun berwarna emas. 

Dia lahir dari pasangan raja dan ratu yang sudah bertahun-tahun menanti datangnya buah hati. 

Raja (Chandra Satria) dan ratu (Nola Be3) sungguh girang karena akhirnya dianugerahi seorang puteri (Angel Pieters). 

Namun, Budhe Tami (Ria Irawan), kakak sang raja, tidak ikut berbahagia. Kehadiran sang putri otomatis menggeser posisi anak kandungnya Mawar (diperankan Naura saat kecil dan Raline Shah saat dewasa) sebagai penerus tahta. 

Budhe Tami pun memutar otak. Dia merencanakan skenario penculikan putri raja bersama Wolfie (Indra Birowo), si raksasa yang dikutuk menjadi serigala, dan penyihir jahat Miss Mirrorski (Maera) untuk memastikan Mawar bisa menjadi pengganti ratu.

Sang bayi yang mengenakan selimut emas diculik Wolfie dan diletakkan di tengah hutan lindung. 

Di sana, bayi perempuan itu ditemukan oleh Empat Nyonya Tabib yang sempat mengira si bayi sebagai ketimun berwarna emas, inspirasi di balik nama Timun Mas yang mereka berikan padanya. 

Berkat asuhan dari empat ibunya, Timun Mas tumbuh bersama para binatang dan tumbuhan di hutan tersebut dengan damai.
 
Raja dan ratu tidak pernah melupakan putrinya yang hilang. Mereka pun menyerahkan proses pencarian pada dua detektif bergaya rapper

Di sisi lain, Miss Mirrorski, Wolfie, dan Budhe Tami yang ingin berkuasa menggunakan beragam cara untuk menghancurkan Timun Mas yang telah berusia 17 tahun sebelum ditemukan oleh orangtua kandungnya. 


Dibalut modern

Drama Musikal Timun Mas menghadirkan cerita yang sudah dimodifikasi agar lebih kompleks, lengkap dengan sentuhan kekinian. 

Sutradara Rama Soeprapto mengatakan, sudah saatnya mengembangkan cerita rakyat dengan sentuhan kekinian. 

Dan pagelaran itu memang sarat dengan penggunaan teknologi kini. Berbagai latar belakang menarik dihadirkan lewat video mapping yang disesuaikan dengan setiap adegan di panggung seluas 22 meter x 15 meter.
 
Musik garapan Thoersi Argeswara pun terdengar apik dan bisa dinikmati oleh penonton semua umur selama hampir dua jam drama berlangsung. 

Hal tersebut didukung dengan kualitas vokal para pemain yang sebagian besar sudah memiliki pengalaman di bidang tarik suara.

Angel Pieters (16), jebolan ajang pencari bakat anak-anak Indonesia beberapa tahun lalu, memang mendalami seni di sekolah musik sejak usia enam tahun. 

Ratu diperankan Nola dari grup vokal Be3, yang tidak perlu diragukan lagi kualitas nyanyiannya. 

Sementara Chandra Satria berperan sebagai raja sudah tidak asing lagi di pementasan teater. Pria yang menjadi penyanyi latar penyanyi-penyanyi ternama di Indonesia itu pernah berperan sebagai Pak Harfan di Musikal Laskar Pelangi. 

Para pemain pendukung pun memiliki kemampuan menyanyi yang mumpuni, termasuk Gabriel Harvianto yang berperan sebagai Burung Hantu sahabat Timun Mas. 

Pria yang pernah dibimbing Elfa Secioria itu merupakan asisten pengarah vokal dalam Drama Musikal Timun Mas. 

Duo orang-orangan sawah penjaga perbatasan hutan diperankan Jemima, pelantun single "Musik Sepi" bersama Dimas 21st Night, musisi yang beberapa kali bergabung dalam band beraliran musik rock seperti Perfect Minors dan Amadeo. 

Sementara itu, Raline Shah yang tidak punya pengalaman di bidang tarik suara mengandalkan kapasitasnya sebagai aktris. 

Gadis yang dikenal lewat "5CM" itu tampil mempesona sebagai Mawar yang mendadak jahat akibat cincin pemberian ibunya. 

Indra Birowo pun menghayati perannya sebagai Hulko Ijo yang dikutuk menjadi serigala bernama Wolfie.

Interaksi Indra dengan Ria Irawan dan Maera sebagai pemeran-pemeran antagonis terasa menghibur.
 
Dari segi cerita, drama yang naskahnya digarap oleh Akmal Nasery Basral, Bayu Pontiagust, Bhita Harwantri, dan Antrie Soeryanto pun menyelipkan unsur kekinian. 

Tengok saja dua detektif berkostum ala rapper, sungguh mencolok dibandingkan pemain lain yang dibalut busana tradisional seperti kebaya dan batik. 

Saat yang lainnya berdialog dengan nyanyian membahana seperti di Broadway, Della MC dan G Voiz yang memang punya latar belakang musik rap bercakap-cakap dengan gaya rapper dalam perjalanan mencari sang putri yang hilang. 

Unsur jenaka dalam drama yang idenya digodok selama lima tahun itu diserahkan pada Sahita Group yang menjadi Empat Nyonya sekaligus ibu angkat Timun Mas. 

Kelompok komedian perempuan itu membawa unsur tradisional yang kental dalam dialog serta nyanyian mereka yang berbahasa Jawa. 

Dongeng Indonesia, kata Rama, sarat dengan pesan positif. 

Hal itulah yang ingin dia sampaikan kepada generasi baru lewat drama musikal "Timun Mas", yang digelar di Istora Senayan Jakarta selama 29-30 Juni 2013 pada pukul 14.30 dan 18.30 WIB

Lewat drama tersebut, Rama juga menyisipkan pesan-pesan untuk semakin mencintai alam dan menghargai budaya tradisional.

"Saya ingin mengangkat dunia drama musikal yang dapat dibanggakan hingga dibawa ke luar negeri. Kalau di dalam negeri dihargai, pasti bisa dibawa ke luar negeri dan mengharumkan nama bangsa," tuturnya usai pementasan semalam.
 
"Cita-cita saya, ingin cerita Indonesia jadi tuan rumah di negeri sendiri."


Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2013