... cerita yang kita semua pernah dengar... "
Los Angeles (ANTARA News) - Ketika serial televisi The Lone Ranger pertama kali menyerbu rumah keluarga di Amerika Serikat pada 1949, sang pahlawan adalah sosok pria gagah-menawan bertopeng, sementara Tonto -keturunan suku asli Amerika- hanya mitra setia sang pahlawan.

Namun, ketika film tersebut tayang di bioskop Amerika Serikat, Rabu mendatang, justru Tonto menjadi tokoh utama. Tokoh itu dimainkan Johnny Depp, dengan pesonanya -yang tak terbantahkan- laiknya saat memerankan Kapten Jack Sparrow dalam film waralaba Pirates of the Caribbean, Tonto adalah otak dari gerakan itu.

Dalam adegan pembukaan, pertarungan berbahaya di kereta berjalan, Tonto memimpin upaya melarikan diri dari penjahat, sementara sang pahlawan bertopeng, Lone Ranger, yang diperankan Armie Hammer, menjelma menjadi sosok naif, yang sejak awal bahkan tidak sadar jika ia dalam bahaya.

"Itu adalah cerita yang kita semua pernah dengar, tapi kami belum pernah mendengarnya dari sosok yang ada di lokasi," kata sutradara film itu, Gore Verbinski, 49 tahun.

Untuk inkarnasi baru ini, Verbinski ingin memperbarui cerita dengan membuat Tonto lebih relevan daripada hanya sekedar mitra. Ketika muncul ide untuk membuatnya menjadi seorang narator, "terbuka banyak pintu" dalam hal mendongeng, katanya.

Melalui mata Tonto itu, penonton mendapatkan kisah awal bagaimana mantan penegak hukum John Reid, Lone Ranger, muncul untuk melawan ketidakadilan di Old West.

"Ini bukan sejarah yang diceritakan dari stasiun radio, studio film, atau jaringan Anda," kata Verbinski, "Ini diceritakan dari Tonto dan kenangannya - dan ingatannya mungkin dipertanyakan."

Untuk membuat pandangan Tonto otentik, seorang konsultan suku asli Amerika dipekerjakan pada set, kata Verbinski. Ia juga mengatakan bahwa mereka juga berbicara dengan berbagai suku untuk mendapatkan rincian tertentu yang benar.

Tidak ada yang dapat menuangkan sudut pandang Tonto-sentris lebih dari pada Depp, yang sejak kecil diberitahu jika ia memiliki darah suku asli Amerika.

Sejak produksi film Disney itu usai, aktor itu juga memperkuat hubungannya dengan masyarakatnya. Tahun lalu, Depp adalah anggota kehormatan suku Indian Comanche di Albuquerque, New Mexico, dan ia juga menjabat sebagai marshal besar Comanche di Oklahoma.

Atas permintaan Depp, pendapatan penjualan tiket gala premiere yang dijual 1.000 dolar AS per lembarnya, pekan lalu di sebuah resort Disney di Southern California, akan digunakan untuk mendukung Yayasan Pendidikan Indian Amerika.

Para penggemar serial The Lone Ranger, yang pertama kali muncul di radio pada tahun 1933, dapat memastikan jika elemen intinya tetap dipertahankan.

Mereka akan melihat seorang pria dengan topi putih dan topeng yang percaya keadilan, kuda bernama Silver dan peluru perak.

Film baru ini juga mengusung tim yang sama seperti dalam film Disney sebelumnya, selain Depp dan Verbinski, juga produser Jerry Bruckheimer, penulis skenario Ted Elliott dan Terry Rossio, yang juga mensukseskan mega-blockbuster Disney, Pirates dari Caribbean.

Keempat film waralaba Pirates telah mengantongi pendapatan sekitar 3,7 miliar dolar di total box office global, menurut Boxofficemojo.com.

Meskipun ada harapan tim The Lone Ranger bisa mengulang keberhasilan box office masa lalu, film itu diproduksi dengan biaya yang tidak murah, yang menurut seseorang yang mengetahui produksi menelan anggaran sebesar 225 juta dolar. Laporan lainnya telah menyebutkan anggaran mendekati 250 juta dolar.

Seluruh replika kota barat lama dibangun untuk film itu, termasuk terowongan kereta api sepanjang 200 kaki, dua kereta api seberat 250 ton dan jalurnya.

Membangun latar ambisius seperti itu diperlukan untuk mencapai standar keaslian bagi adegan-adegan aksi dalam film, kata Verbinski, seraya menambahkan bahwa ia tidak ingin menggunakan teknik komputer yang lebih murah atau miniatur untuk adegan-adegan itu.

"Film ini adalah kisah epik dan saya tidak ingin membuatnya terlalu indah dan terlalu cantik," katanya, "Kita semua tahu bagaimana bentuk kereta dan kuda, jadi saya ingin menangkap gambar kereta dan kuda dan melakukannya dengan cara kuno."

(G003/B002)

Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2013