Jakarta (ANTARA News) - Delegasi Indonesia dalam pertemuan High-Level Preparatory (HLP) untuk Sesi 66 WHO-SEARO di New Delhi, India menekankan perlunya WHO mempercepat proses eksekusi Standard Material Transfer Agreement (SMTA) terkait Pandemic Influenza Preparedness.

Pemimpin delegasi Indonesia dalam pertemuan itu, Prof. dr. Tjandra Yoga Aditama, Sp.P. MARS, DTM&H, DTCE, mengatakan bahwa jika eksekusi SMTA dipercepat selanjutnya perlu ada koordinasi antara WHO-SEARO dengan negara anggota dalam penentuan pembagian parthership contribution, serta anggota prioritas bagi negara-negara yang mengalami kasus H5N1.

Tjandra Yoga Aditama yang juga Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Kementerian Kesehatan RI itu, seperti dikutip Pusat Komunikasi Publik dalam keterangannya Minggu menyebutkan, dalam pertemuan yang berlangsung 1-4 Juli 2013 tersebut juga dibahas lima topik penting.

Kelima topik pembahasan tersebut, yaitu: 1) Technical discussion mengenai pencatatan kelahiran dan kematian; 2) Implementasi International Health Reguation (IHR) 2005; 3) Target Eliminasi Campak pada 2020 dan Penanggulangan Rubella; 4)aPenyaki Ttidak Menular (PTM), dan 5) Pandemic Influenza Preparedness.

Menurut Prof Tjandra, terkait penanggulangan Penyakit Tidak Menular (PTM) DELRI menyampaikan bahwa Indonesia sudah melakukan program penanggulangan PTM.

Selain itu, Indonesia juga memberikan komentar mengenai perlunya memasukkan penyakit kanker mulut sebagai target regional kawasan SEARO. Di Indonesia, smokeless tobacco memang belum banyak ditemukan. Namun, jumlah perokok yang terancam penyakit kanker mulut terus menunjukkan tren peningkatan.

Kegiatan Regional Committee WHO SEARO akan dilakukan pada September 2013, dimana salah satu agendanya adalah pemilihan Regional Director WHO SEARO yang baru.

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2013