Walaupun cita rasa bawang merah dari Tawau (Malaysia) tidak sebaik bawang merah sari Sulawesi (Selatan), tetap dibeli warga karena tidak ada yang lain,"
Nunukan (ANTARA News) - Bawang merah asal Malaysia saat ini menguasai pasaran di Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara, akibat tidak adanya pasokan dari Sulawesi Selatan.

"Walaupun cita rasa bawang merah dari Tawau (Malaysia) tidak sebaik bawang merah sari Sulawesi (Selatan), tetap dibeli warga karena tidak ada yang lain," kata Karman, pedagang sembako di Pasar Inhutani Kabupaten Nunukan, Minggu.

Sejak tidak ada persediaan bawang merah dari Sulawesi Selatan selama Ramadhan 1434 Hijriah di wilayah itu, kata dia, seluruh pedagang dengan berat hati memasarkan bawang merah asal Malaysia yang sebelumnya tidak dilirik.

Ia mengatakan bahwa harga bawang merah asal Malaysia tidak pernah bergeser pada kisaran Rp20.000 per kilogram, sedangkan bawang merah asal Sulawesi Selatan yang mungkin jumlahnya sangat sedikit sudah mencapai Rp60.000/kg.

Sehubungan dengan tidak adanya pasokan bawang merah dari Sulawesi Selatan tersebut, kata dia, sejumlah agen di Pasar Inhutani terpaksa tutup gudang.

Pantauan di Pasar Inhutani dan Pasar Yamaker Kabupaten Nunukan, sebagian besar pedagang menjual bawang merah asal Malaysia yang warnanya kehitam-hitaman tetap dibeli masyarakat setempat demi memenuhi kebutuhannya selama bulan puasa ini.

Kalaupun ada yang menjual bawang merah Sulawesi Selatan hanya sisa-sisa stok semata dengan harga bervariasi antara Rp55.000--Rp60.000/kg.

Kurangnya persediaan bawang merah tersebut menyebabkan peningkatan harga di tingkat pengecer. Namun, harga akan menurun drastis apabila terdapat pasokan dalam jumlah besar, kata seorang warga setempat.

"Kalau masalah harga bawang merah maupun bumbu masak lainnya, pasti turun drastis apabila ada pasokan dari Sulawesi (Selatan) dalam jumlah banyak," katanya.

Jadi, lanjut dia, harga bawang merah tidak pernah stabil karena dinaikkan atau diturunkan oleh pedagang eceran sendiri dengan memperhatikan ketersediaan pasokan.

Ia menengarai kemungkinan besar akan ada pasokan bawang merah maupun cabai kecil dari Sulawesi Selatan bertepatan dengan kedatangan KM Thalia dari Parepare, Senin (15/7).

Jika benar bawang merah dari Sulawesi Selatan masuk, menurut dia, otomatis bawang merah Malaysia ditarik dari pasaran karena dipastikan tidak akan diminati masyarakat.

Hanya saja, bawang merah asal Malaysia tersebut tahan (tidak membusuk) walaupun disimpan dalam beberapa hari kemudian, ujarnya.

Pewarta: M. Rusman
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2013