Phnom Penh (ANTARA News) - Lebih dari 40.000 pendukung oposisi akan menggelar unjuk rasa di bandara ibu kota, Jumat, untuk menyambut kembalinya pemimpin mereka yang baru diampuni Sam Rainsy, kata Yim Sovann, juru bicara Partai Penyelamatan Nasional Kamboja (CNRP).

Dia menyampaikan rencana itu selama kampanye pemilu di Taman Kebebasan di Phnom Penh City, Minggu, seperti yang dilaporkan Xinhua.

Sam Rainsy, pemimpin CNRP di pengasingan, mengumumkan di laman Facebook-nya pada Sabtu bahwa ia akan tiba di Bandara Internasional Phnom Penh pada 19 Juli setelah menerima pengampunan kerajaan dari Raja Norodom Sihamoni, Jumat.

Sam Rainsy, 62 tahun, meninggalkan Kamboja pada akhir tahun 2009 sebelum pengadilan menjatuhkan hukuman 11 tahun penjara secara in absentia atas dua tuduhan - menghapus tiang perbatasan dan menerbitkan peta palsu perbatasan dengan Vietnam, selain menuduh Wakil Perdana Menteri dan Menteri Luar Negeri Hor Namhong menjadi anggota Demokrat Kampuchea.

Hor Namhong mengatakan, Sabtu, bahwa pemberian pengampunan kerajaan untuk Sam Rainsy bukan karena tekanan internasional, namun komitmen Perdana Menteri Hun Sen terhadap unifikasi nasional dan pemilu bebas, adil dan demokratis pada 28 Juli.

Dr Chheang Vannarith, dosen Studi Asia Pasifik di Universitas Leeds di Inggris, mengatakan kembalinya Sam Rainsy sebelum pemilu pasti akan memperkuat kampanye partai oposisi.

"Dia bisa memobilisasi pendukungnya dengan kecepatan yang lebih cepat," katanya kepada Xinhua. "Ada peningkatan popularitas terutama di kalangan pemuda."

Namun, kata dia, tidak diragukan lagi, partai oposisi tidak bisa mengalahkan Partai Rakyat Kamboja yang berkuasa (CPP) dari petahana Perdana Menteri Hun Sen dalam pemilu mendatang.

Delapan partai politik akan bertarung dalam pemilihan umum dengan sekitar 9.670.000 orang yang berhak memilih.

Dua partai utama adalah partai yang berkuasa Hun Sen dan partai oposisi Sam Rainsy.

Partai Hun Sen secara luas diperkirakan akan memenangkan mayoritas dalam pemilu mendatang.

Salah satu pemimpin terlama di dunia, Hun Sen, 61, telah berkuasa selama 28 tahun dan bersumpah untuk tetap di posnya sampai dia 74 tahun.

Dalam pemilu terakhir pada Juli 2008, Partai Hun Sen memenangkan 90 dari 123 kursi di Majelis Nasional, sementara kelompok oposisi memperoleh 29 kursi.


Penerjemah: Askan Krisna

Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2013