Media harus meliput atau memberitakan dari sisi korban, karena hal tersebut bisa memobilisasi upaya pengakhiran konflik, saat perang misalnya,"
Jakarta (ANTARA News) - Peran media tak hanya mencakup soal penyampaian informasi saja, tetapi juga berperan dalam upaya penyelesaian konflik yang terjadi.

Atas perannya yang penting, Media Officer Komite Internasional Palang Merah (ICRC) Sonny Nomer mendorong media untuk bisa memberikan informasi dari sisi korban dalam sebuah konflik.

"Media harus meliput atau memberitakan dari sisi korban, karena hal tersebut bisa memobilisasi upaya pengakhiran konflik, saat perang misalnya," kata Sonny dalam lokakarya "Liputan Daerah Konflik" yang diadakan Lembaga Pers Dr Soetomo di Jakarta, Kamis.

Hal senada juga disampaikan wartawan senior Atmakusumah Astraatmadja.

Sebagai senior yang kini mengamati perkembangan media, ia menyepakati adanya kontribusi pers dalam penyelesaian suatu kasus.

Konflik di Aceh misalnya, menurut dia ada kontribusi pers yang besar kala itu.

"Karena pers banyak siarkan situasi Aceh, bahkan stasiun televisi pernah wawancara panglima perang GAM, jadi kita tahu kondisi di sana, berpengaruh juga pada percepatan perdamaian di sana," katanya.

Dengan fungsi yang besar, Atmakusumah berharap pers di seluruh daerah yang terpapar konflik seperti Papua dan Maluku bisa mencontoh peliputan konflik di Aceh.

Ia mengakui, wartawan yang meliput di daerah konflik membutuhkan kekuatan yang besar untuk bisa bangkit dari ketakutan dan trauma atas situasi di wilayah mereka.

"Karena ketakutan dan trauma itu merupakan bukti bahwa keberanian pers di Indonesia masih belum pulih," katanya.(*)

Pewarta: Ade Irma Junida
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2013