Pekanbaru (ANTARA News) - Pasar kertas dunia masih tetap prospektif meski penggunaan e-paper di industri media marak terjadi serta menjamurnya komputer, tablet dan telepon cerdas, namun kertas untuk keperluan lain seperti kertas toilet dan tissu permintaannya meningkat tajam.

Anderson Tanoto, anak dari pemilik industri pulp dan kertas Indonesia Sukanto Tanoto, di sela peninjauan ke lahan pembibitan akasia di Pangkalan Kerinci, Kabupaten Pelalawan, Provinsi Riau, Rabu, menyatakan, pasar kertas untuk negara China dan India terus tumbuh sementara di negara AS dan Eropa cenderung stabil.

"Konsumsi kertas di AS sangatlah tinggi mencapai 250 Kg per kapita pertahun, sementara di China dan India 12-15 Kg per tahun namun dari sisi demografi yang banyak akhirnya konsumsi kertas juga besar," ujar Anderson.

Dunia saat ini membutuhkan kertas sebesar 391 juta ton pertahun. Dari jumlah itu sebesar 156 ton atau 40 persen dihasilkan oleh Asia dengan konsumsi hanya 24 persen atau 46 juta ton. Dari produksi itu Riau Andalan Pulp and Paper yang berlokasi di Kabupaten Pelalawan berkontribusi memasok 8-10 juta ton pertahun.

Alumnus Wharton School, University of Pennsylvania, Amerika Serikat itu, mengatakan, pasar bagi produk pulp dan kertas dalam beberapa tahun kedepan tetaplah tinggi. Di sisi lain produksi tumbuhnya pelan, semisal Brazil fokus mengembangkan diri sebagai pemasok bahan baku atau produk pulp.

Investor untuk produk pulp dan bubur kertas di Indonesia serta produk lainnya cendrung melaksanakan bisnis secara rasional. Hal ini disebabkan oleh kebijakan pemerintah yang terkadang berubah ubah hingga investor juga belum mau sekaligus menanam modalnya dalam jumlah besar.

"Kebijakan di Indonesia kadang dalam tiga atau lima tahun berubah dan investor juga menyesuaikan sesuai kondisi demikian. Hal itu tentunya tidak bagus dalam konteks menumbuhkan iklim investasi yang kondusif," ujarnya.

Ia menyatakan investasi langsung oleh pihak asing (foreign direct investment) berlangsung cepat, belum lagi Indonesia sebentar lagi akan melaksanakan pemilihan presiden dan kondisi itu tentunya jadi pertimbangan dalam menginvestasi modal dalam jangka waktu tertentu.

Disisi lain, keunggulan komporatif yang dimiliki Indonesia yang memiliki iklim tropis dan teknologi pengembangan bibit yang terbaik, akan menjadikan produk pulp dan kertas Indonesia akan tetap mampu bersaing dengan produk negara Asia, Erop dan Amerika.

"Kita juga fokus dalam mengembangkan kualitas sumber daya manusia termasuk berinvestasi disini agar standar pekerja dan profesional makin bagus seperti di Eropa dan Amerika," tegas Anderson sembari menjelaskan di di RAPP Pelalawan, profesionalnya juga berdatangan dari Kanada, Finlandia dan negara Asia lainnya. (M027/B012)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2013