Jika sistem terganggu, misalnya, kami tempuh cara manual. Misalnya, data pemakai jasa kami cetak, dan prosedur lanjutan bisa berjalan baik. Bisnis penerbangan ini sangat presisi dan harus demikian,"
Cengkareng, Banten (ANTARA News) - CEO PT Citilink, Arif Wibowo, mengharapkan operasionalisasi Bandar Udara Internasional Kualanamu, Deli Serdang, Sumatera Utara, berjalan baik, yang dia katakan,  "Kami harap migrasi ke sana baik semuanya. Jika ada masalah, kami telah siapkan rencana cadangan."

Citilink sejauh ini memiliki empat penerbangan Jakarta-Medan, yang sampai sebelum pukul 00.00 WIB Rabu (25/7) masih mendarat di Bandar Udara Internasional Polonia, Medan. 

Seluruh operasionalisasi penerbangan dari dan menuju Bandar Udara Internasional Polonia, Medan, masih berlangsung hingga pukul 00.00 WIB malam ini. Mulai tenggat waktu tengah malam nanti, semua operasionalisasi penerbangan di Polonia dipindahkan ke Kualanamu.

Tim teknis dan administrasi serta teknologi informatika PT Citilink telah bersiaga di Bandar Udara Internasional Kualanamu untuk "menyesuaikan" segala sesuatu dan sistem yang baru berjalan di sana. Salah satu rencana cadangan itu, katanya, sesuai dengan prosedur operasi standar yang berlaku di dunia penerbangan.

"Jika sistem terganggu, misalnya, kami tempuh cara manual. Misalnya, data pemakai jasa kami cetak, dan prosedur lanjutan bisa berjalan baik. Bisnis penerbangan ini sangat presisi dan harus demikian," katanya. 

Citilink sebagai maskapai penerbangan berbasis biaya rendah, semakin mendekatkan diri dengan konsumen. Di antaranya membuka gerai pendaftaran pemakai jasa yang lebih besar di Terminal 1C Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta, Cengkareng.

Wibowo dan sejumlah pemangku kepentingan di Citilink hadir dalam peresmian gerai terdiri dari 10 meja yang semula dipergunakan Batavia Air, yang belakangan beku operasi.

Selain itu, Citilink dengan 22 pesawat terbang Airbus A320 terbarunya itu, memiliki program layanan unggulan baru, bernama Self Check-in di dalam ruang pendaftaran ulang pemakai jasanya di terminal itu. 

Dengan program dan perangkat berbasis internet ini, pemakai jasa bisa memasukkan data jati diri, nomor penerbangan, dan rute tujuan serta waktu penerbangan secara swadaya; kemudian keluarlah lembar pendaftaran ulang itu. 

"Ini akan memangkas waktu sedemikian rupa, sangat praktis dan meningkatkan kualitas layanan kami. Apalagi jika pemakai jasa itu tidak memiliki bagasi tambahan, akan terasa cepat sekali," kata Wibowo. (*)

Pewarta: Ade P Marboen
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2013