Jakarta (ANTARA News) -  Empat pelajar Indonesia yang tergabung dalam Tim Olimpiade Kimia Indonesia berhasil meraih prestasi dalam 45th International Chemistry Olimpiad (IChO) yang berlangsung di Moscow State University, Moskow, Rusia.

Sekretaris III Pensosbud KBRI Moskow, Pratomo Adi Nugroho, Sabtu mengatakan siswa yang menjadi Duta Indonesia di 45th IChO masing-masing mempersembahkan tiga medali perak dan satu perunggu dalam Kompetisi IChO ke 45 yang berlangsung dari tanggal 15-24 Juli lalu.

Kompetisi IChO ke 45 ini merupakan partisipasi Indonesia yang ke-16 dan diikuti oleh 291 siswa dari 73 negara peserta aktif serta empat negara sebagai Observer.

Keempat pelajar Indonesia yang berhasil mempersembahkan medali adalah Ryan Bagus Fitradi, SMAN 81 Jakarta, Ivan Kurniawan, SMAN 1 Purwokerto , Putu Ivan Budi Gunawan, SMAN 4 Denpasar, Bali dan Jason Mahadika Nathanael, SMAK Penabur, Gading Serpong.

Mentor tim Indonensia, Riwandi Sihombing PhD dari Departemen Kimia FMIPA UI mengatakan The 45thInternational Chemistry Olympiad (IChO) merupakan kompetisi kimia tahunan tingkat dunia yang diikuti siswa SMA terbaik dari setiap negara peserta.

Dikatakannya dalam kompetisi ini, setiap siswa menghadapi ujian tertulis kemampuan teori pengetahuan kimia dan ketrampilan praktek masing masing selama lima jam.

Soal soal kimia yang disajikan oleh tuan rumah khas dengan tradisi Rusia yang sangat pelik, unik dan rumit, serta memerlukan imaginasi berbasis pengetahuan kimia yang cukup dalam, ujarnya.

Dalam soal eksperimen, selain membutuhkan ketrampilan dan kesabaran, diperlukan juga strategi yang tepat dalam pengaturan langkah dan waktu.

Dikatakannya ujian praktek kali ini dengan tiga percobaan masing masing mengenai analisis kesadahan dan kualitas air, sintesa fenil hidrazon serta penentuan sifat hidrolisis dan berat molekul polimer.

Dalam melakukannya kali ini sangat diperlukan ketrampilan dan ketelitian yang cermat, serta management waktu yang tepat.

Sedangkan dalam soal teori yang terdiri dari delapan soal essay, untuk menyelesaikannya bukan hanya memerlukan penguasaan teori yang sudah dalam dan spesifik bidang ilmu kimia, tetapi juga memerlukan pemikiran di luar pengetahuan kimia yang telah dipelajari (outside box).

Dalam ujian teori, misalnya, yang meliputi senjata metana yang terpendam didasar laut, graphene sebagai material serbaguna dan keunikan kehidupan bakteria archaea memerlukan pengetahuan yang mendalam dan luas, dalam bidang kimia fisik, anorganik organik dan biokimia.

Siswa juga dituntut untuk dapat berimaginasi dengan baik dan benar untuk dapat menyelesaikan persoalan yang diberikan. Tanpa pengetahuan kimia baik yang mendasar maupun aplikasi, siswa tidak mungkin dapat menyelesaikan persoalan yang diberikan dengan baik.

Sebagai Instruktur/mentor pelatihan untuk siswa peserta olimpiade yang didukung penuh oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan,dengan pendamping dari staf pengajar Departemen Kimia -FMIPA UI, Riwandi Sihombing PhD dan Drs Ismunaryo Moenandar Mphil, serta pengajar dari Departemen Kimia FMIPA-ITB, Prof. Djulia Onggo dan Dr Deana Wahyuningrum MSc.

Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas, Rizal Alfian SKkom. MA merasa puas dan bangga serta berterima kasih atas prestasi yang dipersembahkan oleh siswa Indonesia.



Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2013