Subang (ANTARA News) - Serangan hama tikus yang tengah merajelala saat ini mengancam stok pangan nasional, kata Dirut PT Pupuk Kujang Bambang Tjahjono.

"Serangan hama tikus sangat membahayakan dan merugikan petani, bahkan dapat mengganggu stok pangan nasional," katanya disela gerakan "Gropyokan Hama Tikus" di Desa Binong, Subang, Jawa Barat, Minggu.

Untuk menyelamatkan stok pangan nasional tersebut, PT Pupuk Kujang yang merupakan anak perusahaan PT Pupuk Indonesia Holding Company (PIHC), bersama BUMN pupuk lainnya menggalakkan program pemberantasan hama tikus, di sejumlah sentra produksi beras yang terkena serangan, termasuk di Jawa Barat yang menjadi wilayah pemasaran pupuk Kujang.

"Ada tiga kabupaten yang terkena serangan hama tikus paling parah di Jawa Barat, yaitu Subang, Indramayu, dan Karawang," kata Bambang.

Oleh karena itulah, lanjut dia, pemberantas hama tikus difokuskan PT Pupuk Kujang pada tiga sentra penghasil beras utama di Jawa Barat itu.

Berdasarkan data Dinas Pertanian Jawa Barat, sampai pertengahan Juli, lanjut Bambang, sekitar 3,9 ribu hektare sawah -- yang tersebar di sembilan kabupaten --diserang hama tikus, termasuk Subang, Karawang, Indramayu, Purwakarta, Cirebon, Bogor, Tasikmalaya, dan Bandung.

Menurut Dinas Pertanian Tanaman Pangan Kabupaten Subang, Endang Sutarsa, Subang merupakan daerah penghasil beras ke-6 terbesar di Indonesia, dengan produksi sebesar 1,15 juta ton gabah kering giling (GKG).

"Kami berharap dengan gerakan pengendalian hama tikus, produksi sentra padi nasional, khususnya di Jawa Barat, tidak terganggu secara signifikan," ujar Bambang.

Ia menegaskan program pemberantasan hama tikus tersebut merupakan bagian dari upaya BUMN pupuk untuk mendukung ketahanan pangan nasional.

Sementara itu, Kabid Produksi Tanaman Pangan Jawa Barat Uneef Primadi mengatakan pada 2010 Jawa Barat pernah mengalami serangan hama tikus yang telah menyebabkan penurunan produksi padi hingga lima persen.

"Sekitar 20 ribu hektare sawah di Jawa Barat waktu itu terkena serangan hama tikus. Tahun ini kami ingin mengendalikan serangan hama tikus atau OPT (organisme pengganggu tanaman) agar dampaknya (terhadap produksi) di bawah tiga persen," katanya.

Tahun ini, lanjut Uneef, berdasarkan angka ramalan (ARAM) 2013, Jawa barat menjadi produsen terbesar padi di Indonesia dengan kontribusi sebesar 17,7 persen dari total produksi nasional.

Tahun 2013, lanjut dia, Jawa Barat diproyeksi menghasilkan 11,899 juta ton gabah kering giling, naik dibandingkan tahun lalu yang mencapai 11,271 juta ton.

Pewarta: Risbiani Fardaniah
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2013