...transparansi dan memperoleh solusi yang bisa diterima semua pihak."
Phnompenh (ANTARA News) - Perdana Menteri Kamboja Hun Sen pada Rabu mengatakan menyambut upaya penyelidikan atas tuduhan kecurangan dalam pemilihan umum dan terbuka untuk dialog dengan oposisi.

Partai pimpinannya, Partai Rakyat Kamboja (CPP), pada Minggu menyatakan merebut 68 dari 123 kursi parlemen, mengungguli Partai Penyelamatan Nasional Kamboja (CNRP), yang meraih 55 kursi, lapor AFP.

CNRP menolak hasil tersebut dan menuduh kemenangannya terjegal oleh berbagai pelanggaran dalam pengambilan suara, serta menyerukan protes nasional jika tudingan tersebut tidak diusut.

Dalam kemunculan publik untuk mendamaikan suasana --yang pertama sejak pemilu lalu-- Hun Sen yang partainya mengalami penurunan hasil terparah sejak 1998, menyatakan dukungan terhadap pengusutan atas tuduhan kecurangan itu.

"Jika NEC (Komite Pemilihan Nasional) merasa perlu partai politik dan organisasi masyarakat berpartisipasi dalam proses itu, pemerintah dan CPP menyambut baik untuk menunjukkan transparansi dan memperoleh solusi yang bisa diterima semua pihak," katanya.

CNRP telah meminta penyelidikan yang didukung Perserikatan Bangsa-Bangsa terkait tuduhan bahwa sebanyak 1,25 juta pemilih disingkirkan dari daftar dan lebih dari sejuta "pemilih hantu" serta 200 ribu nama ganda ditambahkan ke dalam daftar itu.

Pemimpin partai oposisi Sam Rainsy mengatakan kepada AFP, partainya memenangi mayoritas 63 kursi dan berulang kali menyerukan untuk mencegah CPP "menyerobot kemenangan."

Hun Sen tidak menyinggung soal kemungkinan dilibatkannya PBB dalam pengusutan.

Ia mengatakan, pemilu tersebut merupakan "kemenangan bangsa kita" dan partainya siap untuk berdialog dengan oposisi.

"Kami (CPP) siap untuk diskusi antar partai politik yang meraih kursi di parlemen," ujar Hun Sen.

"Saya rasa partai-partai politik akan membuat kompromi, itu tidak bisa dihindari... kami membuka mata hati kami untuk berkompromi bagi membentuk parlemen sehingga negara kita akan memiliki demokrasi yang utuh," tambahnya.

Rainsy mengancam akan melancarkan protes nasional menentang kemenangan partai Hun Sen, CPP jika permintaannya untuk penyelidikan tidak dipenuhi.

Ia bersikeras bahwa jika pemilu digelar dengan adil, partai berkuasa akan dilengserkan dari kekuasaan.

Hun Sen --bekas kader Khmer Merah yang membelot dari rejim pembunuh itu-- mengatakan ia akan tetap berkuasa hingga usianya mencapai 74 tahun.

Ia menyaksikan transformasi Kamboja dari negara yang hancur karena pembunuhan "Killing Fields" di era akhir 1970-an menjadi salah satu ekonomi paling aktif di Asia Tenggara.

Perdana Menteri yang sudah menjabat selama 28 tahun itu sering dituding mengabaikan hak asasi manusia dan memberangus kebebasan politik. 


Penerjemah: Sri Haryati

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2013