Beijing (ANTARA News) - China terus memberlakukan tanda peringatan gelombang kuning dan peringatan topan biru, sementara Topan Tropis Jebi diperkirakan mendarat sekitar sore.

Topan tropis tersebut diperkirakan mendarat di pantai di dekat perbatasan China-Vietnam sebelum secara bertahap menjadi lemah, kata Pusat Ramalan Lingkungan Kelautan Nasional.

Mulai Sabtu sore sampai malam, Jebi diperkirakan masih menciptakan gelombang laut setinggi tiga meter sampai 3,5 meter di bagian barat-laut di Laut China Selatan dan di Teluk Beibu, kata pusat tersebut.

Pusat itu juga meramalkan topan tersebut mengakibatkan kenaikan gelombang setinggi 100 centimeter pada Sabtu di daerah pantai Wilayah Otonomi Guangxi Zhuang. China menggunakan sistem peringatan cuaca berkode empat warna; merah mewakili cuaca paling ekstrem, lalu diikuti oleh jingga, kuning, dan biru.

Pusat itu mendesak pemerintah lokal agar memperkuat perlindungan bagi nelayan lokal dan instalasi perikanan serta memeriksa tanggul untuk mengetahui resiko yang mungkin muncul.

Biro meteorologi di Provinsi Pulau Hainan telah mengakhiri reaksi darurat topannya pada pukul 10.30 waktu setempat, saat Topan Jebi melemah. Jumat malam (2/8), Topan Jebi mendarat di Provinsi Hainan, China Selatan, sehingga mengakibatkan hujan lebat dan angin kencang yang telah membuat penerbangan dibatalkan dan lalu lintas laut dihentikan.

Jebi, topan tropis kesembilan yang menerjang China tahun ini, mendarat di Kotapraja Longlou, Kota Wenchang, pukul 19.30 waktu setempat. Topan itu membawa angin dengan kecepatan 117 kilometer per jam di dekat pusatnya, kata badan meteorologi setempat.

Banyak bagian di provinsi pulau tersebut, yang terkena dampak Topan Jebi, melaporkan hujan lebat pada Jumat, termasuk di Ibu Kota Haikou, Hainan, tempat banyak jalan di kota itu terendam air.

Di Kotapraja Longlou, yang parah dilanda topan, angin kencang menumbangkan pepohonan dan baliho. Banyak toko di pinggir jalan tutup dan sedikit pejalan kaki terlihat di jalanan.

Biro kelautan di Pulau Hainan juga telah memulihkan layanan penangkapan ikan buat beberapa kapal yang memiliki kemampuan kuat penahan angin. Demikian diberitakan Xinhua.

Topan itu juga telah memaksa kegiatan dihentikan di jalur kereta cepat di pulau tersebut, layanan pelayaran di Selat Qiongzhou --yang menghubungkan Provinsi Hainan dengan Guangdong di China Daratan, juga dihentikan pada Kamis (1/8).

Lebih dari 6.000 penumpang terdampar di Bandar Udara Internasional Sanya Phoenix di Kota Wisata Sanya. Lebih dari 110 pesawat yang dijadwalkan lepas-landas atau mendarat di bandar udara itu dibatalkan hingga pukul 16.00 waktu setempat.
(C003)

Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2013