"Kami memaklumi aspirasi demokrasi dan kritik terhadap pemerintahan Moursi lewat jutaan orang turun ke jalan, dan kami juga mengatakan bahwa pelengseran Moursi adalah suatu kudeta,"
Kairo (ANTARA News) - Senator AS John McCain, Utusan Khusus Presiden Barack Obama yang saat ini berkunjung ke Mesir tetap menyebut pelengseran Presiden Mohamed Moursi pada 3 Juli sebagai "kudeta".

"Kami memaklumi aspirasi demokrasi dan kritik terhadap pemerintahan Moursi lewat jutaan orang turun ke jalan, dan kami juga mengatakan bahwa pelengseran Moursi adalah suatu kudeta," kata MacCain dalam jumpa pers di Kairo bersama Lindsey Graham, temannya sesama senator dari Partai Republik, Selasa.

MacCain dan Graham tiba di Kairo pada Senin sebagai utusan khurus Prsiden Obama untuk berembuk dengan kalangan pemimpin transisi Mesri dalam upaya mengakhiri krisis di negara itu.

Kendati demikian, MacCain menegaskan keberadaan mereka di Mesir bukan untuk memikirikan masa lalu, tapi untuk membantu neagra itu untuk bergerak maju secara damai dan demokratis.

Selain itu, MacCairn juga mendesak untuk pembebasan Moursi dan para petinggi Ikhwanul Muslimin yang ditahan pasca-pelengseran Moursi.

Moursi ditahan di tempat yang dirahasiakan sejak dilengserkan pada awal bulan silam.

Pekan lalu, Moursi pertama kali dikunjungi oleh seorang pejabat negara asing, yaitu Kepala Kebijakan Uni Eropa Catherine Ashton.

Menurut MacCain, tidak mungkin berdialog dengan seseorang yang ditahan untuk menyelesaian krisis di negara ini, merujuk pada upaya pemerintah transisi untuk berdialog dengan semua pihak termasuk Ikhwanul Muslimin.

Pernyataan MacCain ihwal pelengseran Moursi tersebut berlawanan dengan Gedung Putih, yang sebelumnya berhati-hati menyebut pelengseran Moursi bukan sebagai "kudeta", tapi "kehendak rakyat".

Sikap kehati-hatian Gedung Putih itu untuk menghindari kebijakan pemerintah AS menyangkut bantuan rutin tahunan kepada Mesir senilai 1,5 miliar dolar, 1,3 miliar di antaranya untuk bantuan militer.

Ketika ditanya, mengapa beda pendapat dengan Gedung Putih, mantan calon presiden yang dikalahkan Obama itu mengatakan, "Saya berbicara mewakili teman-teman senator, bukan mewakili Gedung Putih".

Pada kesempatan yang sama, Graham mengingatkan bahwa aksi kekerasan akan menghancurkan masa depan Mesir.

"Kami di sini untuk membantu menemukan solusi dalam masalah Mesir," katanya.

Dalam kunjungan dua hari ke Mesir tersebut, MacCAin dan Graham bertemu dengan Menteri Pertahanan/Panglim Angkatan Bersenjata Jederal Abdel Fatah Al Sisi, Wakil Presiden Urusan Luar Negeri Mohamed ElBaradei, Perdana Menteri Hazem Al Bablawi dan Koalisi Untuk Legtimasi pendukung Moursi.
(M043/E001)

Pewarta: Munawar Saman Makyanie
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2013