Damaskus (ANTARA News) - Pertempuran antara tentara Suriah dan beberapa batalion gerilyawan berlanjut pada Sabtu di pinggiran Provinsi Pantai Latakia, yang dipandang sebagai pusat pemerintahan Presiden Bashar al-Assad, kata beberapa laporan.

Bentrokan paling sengit berlangsung di beberapa desa pegunungan Dorin, sekitar Istirbe dan Aramo serta di Kafrieh serta Salma --tempat tentara pemerintah telah melancarkan serangan balasan dan meraih kembali kendali atas sejumlah desa Alawi.

Gerilyawan melancarkan serangan mereka, yang diberi nama "Pertempuran untuk Membebaskan Pantai", pekan lau guna merebut beberapa desa di sekitar Latakia dalam upaya untuk merusak citra Presiden Bashar di daerah tersebut, yang dihuni oleh masyarakat minoritas Alawi, cabang aliran Syiah.

Para pegiat pada Sabtu mengatakan Angkatan Udara Suriah melancarkan serangan terhadap desa Salma, dan menewaskan 20 orang, demikian laporan Xinhua --yang dipantau Antara di Jakarta, Sabtu malam.

Sementara itu, beberapa laporan setempat mengatakan operasi militer Suriah masih berkecamuk. Ditambahkannya, akan diperlukan waktu akibat banyaknya jumlah pengungsi.

Banyak ahli oposisi dan pro-pemerintah memperingatkan mengenai pertempuran yang berkepanjangan di Latakia karena semua itu bertujuan untuk mempertahankan konflik sektarian di Suriah.

Pemimpin partai oposisi Membangun Negara Suriah, Loai Hussain, mendesak militer Suriah untuk mengalahkan gerilyawan bersenjata di Latakia guna menyelamatkan daerah itu dari perang sektarian yang berkecamuk penuh. Kebanyakan penyerang berasal dari Front An-Nusra --yang memiliki hubungan dengan Al Qaida.

Pada Sabtu, empat prajurit militer Suriah tewas, ketika satu mobil yang diisi bom meledak di pinggiran Provinsi Hama di Suriah Tengah, kata radio pro-pemerintah Sham FM.

Mobil itu meledak antara Kabupaten As-Saffeh dan Az-Ziara di pinggiran Hama, kata laporan tersebut, tanpa memberi perincian lebih lanjut.

Ledakan itu tampaknya ditujukan kepada satu pos depan militer, taktik khas kelompok gerilyawan yang berperang di seluruh negeri tersebut dalam upaya menggulingkan Pemerintah Presiden Bashar al-Assad.

Konflik 28 bulan di Suriah telah berubah menjadi konflik antar-aliran agama antara gerilyawan yang didukung Al Qaida dan masyarakat Alawi.
(C003)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2013