Solo (ANTARA News) - Rutusan pendaki naik ke puncak Gunung Merapi melalui Dukuh Plalangan, Desa Lencoh, Selo, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, pada Jumat petang untuk memperingati Hari Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia.

Para pendaki tersebut datang dari berbagai daerah seperti Daerah Istimiwa Yogyakarta, Surabaya, Jakarta, Semarang, Kota Solo, dan dari Boyolali.

Menurut anggota Tim SAR Barameru Desa Lencoh, Selo, Syamsuri, para pendaki mulai berdatangan di base camp Dukuh Plalangan, Lencoh, sejak Jumat pagi hingga sekarang. Mereka melakukan pendakian mulai sore hingga Sabtu (17/8), sekitar pukul 00.00 WIB

Menurut dia, jumlah pendaki ke puncak Merapi hingga Jumat, sekitar pukul 18.00 WIB yang melakukan mendaftaran identitas di base camp Plalangan, sudah mencapai 200 orang.

"Kami memperkirakan jumlah pendaki ke puncak Merapi mencapai 300-an orang atau seperti pada HUT Kemerdekaan RI pada tahun sebelumnya," katanya.

Ia menjelaskan, para pendaki ke puncak Merapi, akan mengadakan upacara bendera untuk memperingati Hari Praklamasi Kemerdekaan RI. Upacara biasanya dimpimpin oleh petugas dari Kecamatan Selo, dan dimulai Sabtu (17/8) sekitar pukul 08.00 WIB.

"Para pendaki kebanyakan mendirikan tenda di kawasan Pasar Bubar atau jauhnya sekitar satu jam perjalanan ke puncak Merapi," katanya.

Menurut dia, para pendaki sebelum melakukan pendakian harus mendaftarkan diri identitas mereka dengan membayar retribusi sebesar Rp4.700 per orang.

Kepala Balai Taman Nasional Gunung Merapi (BTNGM) Resor Selo Boyolali, Ruki Umaya, mengatakan, pihaknya melarang para pendaki melakukan pendakian hingga ke puncak Gunung Merapi.

Para pendaki diimbau melakukan pendakian hanya sampai di kawasan Pasar Bubar atau radius aman pendakian sekitar 500 meter dari puncak Merapi.

"Kami sudah melakukan koordinasi dengan pihak Polsek, relawan, dan Tim SAR membantu sosialisasi imbauan pendaki hingga ke puncak," katanya.

Selain itu, pihaknya juga mengimbau pendaki membuat api unggun di lereng Merapi, karena memasuki musim kemarau ini, banyak daun dan ranting kering yang mudah terbakar. 

Pewarta: Bambang Dwi Marwoto
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2013