Jakarta (ANTARA News) - Gunung Rokatenda di Nusa Tenggara Timur masih berpotensi mengeluarkan letusan sehingga warga Pulau Palue masih diungsikan di Sikka.

"Gunung tersebut memang harus meletus untuk menambah tinggi dan usia gunung juga relatif masih muda sehingga dengan meletus akan membuat lebih tinggi tubuh gunung," ujar Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Penanggulangan Bencana Sutopo Purwo Nugroho melalui pesan singkat di Jakarta, Jumat.

Sutopo mengatakan, berdasarkan rapat koordinasi dan evaluasi tanggap darurat erupsi Gunung Rokatenda pada Jumat (16/8) malam terdapat beberapa hal, yaitu pengungsi bertambah 369 orang dengan total 1.003 pengungsi pada Jumat (16/8).

"Pada siang tadi, tiba 355 jiwa pengungsi yang diangkut KRI Sultan Nuku dari Pulau Palue ke Maumere. 14 jiwa menggunakan kapal umum. semua pengungsi ditempatkan di komplek Kantor lama Bupati," kata Sutopo.

Sutopo menambahkan, masih dibutuhkan 100 triplek sebagai alas tidur di tenda, satu tenda, selimut dan sarung untuk 369 orang yang baru di evakuasi hari ini dan persediaan beras cukup sampai satu bulan ke depan.

Sutopo mengemukakan, pasien pengungi yang berobat sampai Jumat sore terdapat total 493 pasien dengan rincian, yang menderita Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) 221 pasien, mialgia 60 pasien, gastritis 58 pasien, dermatitis atau gatal-gatal 15 pasien dan diare enam pasien.

"Sudah dibangun enam MCK dari 39 MCK yang dibutuhkan. Hari ini sesuai rencana Caritas/Dian Desa siap dengan 10 unit toilet," ujar Sutopo.

Sutopo menambahkan, jumlah relawan yang tercatat adalah 117 orang dan setiap malam diputar film-film komedi layar lebar untuk menghibur para pengungsi dan relawan.

"World Vision segera mendistribusikan 250 paket kebutuhan keluarga, 150 kebutuhan anak-anak dan 500 buah jerigen lipat. World vision juga melakukan pendampingan anak-anak untuk menghibur," ujar Sutopo.

Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2013