Jakarta (ANTARA News) - Satu kota Amerika Serikat di negara bagian Maryland (dekat dengan Washington DC, ibukota negara adidaya tersebut), luluh lantak karena hampir seluruh warga kota tersebut meninggal dengan mengerikan.

Dengan menggunakan gaya "pseudo-documentary", film The Bay yang berdurasi 84 menit itu menuturkan tentang seorang reporter televisi, Donna Thompson (Kristen Connolly), yang berusaha menyebarluaskan informasi yang ditutup-tutupi oleh pemerintah AS tentang kejadian nahas tersebut.

Melalui jaringan video jarak jauh Skype, Donna mengisahkan tentang apa yang sebenarnya terjadi di Claridge, sebuah kota kecil di tepi Teluk Chesapeake, tempat kejadian mengambangnya ribuan ikan di atas kawasan perairan tersebut.

Donna awalnya hanya meliput pesta 4 Juli (Perayaan Kemerdekaan AS) di kota tersebut bersama juru kameranya. Dia meliput acara seperti lomba makan kepiting serta mewawancarai sang walikota.

Namun, keanehan mulai terjadi karena banyak orang mulai muntah-muntah di tengah-tengah lomba, sedangkan tidak sedikit pula warga yang terkena ruam-ruam merah di sekujur tubuh.

Fenomena keanehan tersebut pada awalnya tidak diketahui penyebabnya. Penonton pun dialihkan ke alur cerita yang lain mengenai dua ilmuwan (satu dari AS, yang lainnya dari Prancis).

Dua ilmuwan kelautan tersebut awalnya meneliti tingkat polusi yang tinggi di Teluk Chesapeake, tetapi pada penelusuran penyelidikan mereka menemukan mikroorganisme yang bermutasi (di film disebut isopod) yang memakan ikan-ikan itu dari dalam tubuh ikan itu sendiri.

Hal itulah yang mengakibatkan banyak sekali ikan yang mengambang di atas kawasan perairan dengan sejumlah bagian tubuh yang terobek-robek.

Terdapat banyak penjelasan yang mengakibatkan munculnya isopod yang mengerikan dan dapat memakan tubuh berbagai mahkluk hidup dari dalam.

Penjelasan tersebut antara lain karena adanya kebocoran nuklir dari pembangkit listrik beberapa tahun sebelumnya, hingga kotoran ayam dari peternakan milik walikota yang meluber hingga ke kawasan perairan Teluk Chesapeake.

Saat kedua ilmuwan memberikan laporan awal, walikota juga berniat untuk tidak mengumumkannya kepada publik karena dinilai akan dapat menimbulkan keresahan sosial yang tidak perlu.

Kedua ilmuwan itu juga meneliti lebih lanjut sehingga memutuskan untuk melakukan penyelaman di kawasan perairan yang banyak terdapat isopoda tersebut.

Namun, kedua ilmuwan itu ternyata ditemukan mengambang telah dalam keadaan mayat dan kondisi tubuh yang terkoyak-koyak.

Horor pada akhirnya akan meneror dan mengakibatkan kekacauan di seluruh kota karena semakin banyak orang yang terjangkiti isopod tersebut.

Rumah sakit di kota tersebut kelebihan beban, karena banyaknya penduduk yang datang mengadukan ruam-ruam yang muncul di sekujur tubuhnya.

Lebih mengerikan lagi, isopod itu mulai berkembang di dalam tubuh dan mulai memakan kulit para warga untuk menerobos keluar dari dalam tubuh warga.

Rasa sakit yang tidak tertahankan juga membuat semakin banyak warga yang memohon agar nyawa mereka segera dicabut daripada harus menanggung rasa sakit.

Pemerintah, yang telah diberitahukan mengenai wabah tersebut, berupaya mengisolasi kota Claridge antara lain agar wabah itu tidak menular ke daerah lainnya.

Namun, sebagaimana dituturkan Donna, salah satu korban yang selamat dari wabah kematian akibat isopod yang mengerikan itu, pemerintah telah menyuruh agar warga kota yang selamat tidak menceritakan apa yang pernah terjadi di kota tersebut.

Secara keseluruhan, film The Bay dapat dikatakan berhasil dalam menggabungkan elemen horor yang membangkitkan kengerian, dengan bencana ekologis yang terjadi Teluk Chesapeake.

Selama ini memang belum pernah ditemukan adanya isopod yang bermutasi dari mikroorganisme kecil menjadi spesies berukuran besar yang dapat memakan daging dari dalam tubuh manusia.

Namun, film tersebut juga dapat mengingatkan akan bahayanya kawasan perairan yang terpolusi, yang dapat terjadi tidak hanya di Teluk Chasepeake AS, tetapi juga di beragam teluk lainnya di bagian dunia (Teluk Jakarta?).

Pengambilan gambar dengan menggunakan kamera tidak seperti film biasanya, yaitu dengan sudut pengambilan dari kamera pemberitaan, CCTV, serta video penelitian.

Dengan cara tersebut, penonton seperti melihat film dokumenter tetapi sebenarnya adalah sebuah kisah fiksi yang diambil dengan menggunakan teknik yang tidak lazim.

Selain itu, teknik pengambilan gambar seperti dokumenter seperti menambah intensitas film karena penonton seakan-akan menonton berita yang sedang berlangsung.

Teknik dan sudut pengambilan yang unik itu merupakan salah satu keunikan dari Oren Peli, produser AS berdarah Israel yang pernah menyutradai film horor fenomenal, Paranormal Activity (2007).

Sangking terkenalnya film Paranormal Activity yang juga mempopulerkan teknik pengambilan ala dokumenter membuat film tersebut dibuat beberapa sekuelnya (Paranormal Activity 2 pada tahun 2010, hingga Paranormal Activity 5 yang rencananya akan tayang pada 2014).

Sedangkan jenis genre ekohoror (menggabungkan horor dan kondisi lingkungan yang terpolusi) sebenarnya pernah muncul dalam salah satu film lain yang juga diproduseri Oren Peli, Chernobyl Diaries (2012), namun film itu banyak dinilai negatif oleh kritikus.

Pada film The Bay kali ini ternyata mendapat tanggapan positif dari kritikus film, dan film tersebut juga disutradai oleh Barry Levinson yang terkenal dengan karyanya yang meraih Oscar untuk film terbaik, Rain Man (1988).

Dengan menampilkan teknik pengambilan yang unik dan mempopulerkan salah satu jenis film horor yang terkait dengan kondisi lingkungan hidup yang terdegradasi, The Bay layak jadi referensi tontonan liburan kali ini.

Oleh Muhammad Razi Rahman
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2013