Tren pelemahan nilai tukar rupiah saat ini masih akan berlanjut hingga awal tahun 2014. Akan tetapi, Pemerintah memiliki optimisme terhadap perkiraan pergerakan rata-rata tahun 2014 pada kisaran Rp9.750 per dolar AS,"
Jakarta (ANTARA News) - Menteri Keuangan Chatib Basri mengatakan Pemerintah optimistis pergerakan rata-rata nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada 2014 mencapai Rp9.750 per dolar AS meskipun tren pelemahan rupiah saat ini terjadi hingga akhir tahun 2013.

"Tren pelemahan nilai tukar rupiah saat ini masih akan berlanjut hingga awal tahun 2014. Akan tetapi, Pemerintah memiliki optimisme terhadap perkiraan pergerakan rata-rata tahun 2014 pada kisaran Rp9.750 per dolar AS," ujarnya saat menyampaikan Jawaban Pemerintah atas Pemandangan Umum Fraksi-fraksi DPR RI terhadap RAPBN 2014 di Jakarta, Selasa.

Chatib menjelaskan bahwa pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS tahun depan dipengaruhi proses pemulihan perekonomian global serta kebijakan Bank Sentral AS (The Fed) yang mulai mengurangi kebijakan stimulus ekonomi pada akhir tahun 2013.

Kemudian, pergerakan juga dipengaruhi kekhawatiran investor terhadap perkembangan ekonomi yang melanda negara berkembang, seperti China, Brasil, dan India yang berdampak pada aktivitas transaksi perekonomian serta fluktuasi harga minyak dunia akibat gejolak geopolitik di beberapa negara produsen.

"Kondisi tersebut berpotensi menimbulkan dampak lanjutan terhadap risiko volatilitas nilai tukar rupiah dan terjadinya inflasi," kata Chatib.

Namun, kondisi dalam negeri seperti terjaganya stabilitas perekonomian, meningkatnya tingkat konsumsi masyarakat, serta prospek pertumbuhan ekspor andalan dapat menjadi faktor pendukung yang menahan pelemahan nilai tukar rupiah.

Dalam jangka panjang, Pemerintah sependapat bahwa volatilitas nilai tukar rupiah perlu dijaga agar bergerak pada level yang rendah dan stabil untuk menjaga daya saing dan stabilitas perekonomian nasional.

"Dalam menjaga level nilai tukar rupiah yang rendah dan stabil, Pemerintah selalu berkoordinasi dengan Bank Indonesia sebagai langkah antisipasi menjaga volatilitas nilai tukar rupiah," ujar Chatib.

Saat ini, sebagai upaya menjaga kestabilan nilai tukar rupiah dan neraca transaksi berjalan yang sedang bergejolak serta menjaga pencapaian dan pertumbuhan ekonomi, Pemerintah telah menetapkan empat paket kebijakan ekonomi.

Paket tersebut, antara lain berupa kebijakan memperbaiki defisit transaksi berjalan dan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS, kebijakan untuk menjaga pertumbuhan ekonomi, kebijakan untuk menjaga daya beli masyarakat, dan kebijakan untuk mempercepat investasi.
(S034/D007)

Pewarta: Satyagraha
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2013