ada 800 ha lahan pertanian seperti cabai, tomat, terong dan bawang yang berpotensi terdampak erupsi Gunung Marapi
Padang (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Sumatera Barat (Sumbar) melaporkan sekitar 800 hektare (ha) lahan pertanian masuk ke dalam radius 4,5 kilometer dari puncak Gunung Marapi sehingga berpotensi terdampak erupsi gunung api itu.
"Dalam kawasan radius 4,5 kilometer itu ada 800 ha lahan pertanian seperti cabai, tomat, terong dan bawang yang berpotensi terdampak erupsi Gunung Marapi," kata Sekretaris Dinas Perkebunan Tanaman Pangan dan Holtikultura Sumbar Ferdinal Asmin di Padang, Selasa.
Pascaerupsi Gunung Marapi 2.891 meter di atas permukaan laut (mdpl) terjadi, hasil pertanian di Kabupaten Agam maupun di Kabupaten Tanah Datar mengalami penurunan.
Namun, Dinas Perkebunan Tanaman Pangan dan Holtikultura Sumbar belum memiliki data valid berapa penyusutan yang terjadi.
Kemudian berdasarkan data di lapangan sekitar 315 ha lahan pertanian sudah terdampak langsung akibat semburan abu vulkanik Gunung Marapi. Lebih rinci sekitar 40 ha lahan pertanian petani dilaporkan merugi atau gagal panen.
"Penyumbang produksi sayur-sayuran di Sumbar ini memang banyak dari dua daerah itu," kata dia.
Baca juga: Otoritas bandara kembali operasikan BIM usai terdampak abu vulkanik
Baca juga: Kemenhub kembali tutup Bandara Minangkabau imbas erupsi Marapi
Kondisi pertanian masyarakat tersebut diperburuk oleh serangan hama serta kondisi iklim yang selama beberapa waktu terakhir tidak menentu.
Akan tetapi secara umum kebutuhan sayur-sayuran di Provinsi Sumbar masih dapat terpenuhi berkat pasokan dari Alahan Panjang, Kabupaten Solok serta dari Pulau Jawa.
Berdasarkan rekomendasi yang dikeluarkan Pusat Vulkanologi Mitigasi dan Bencana Geologi (PVMBG) masyarakat yang bermukim di sekitar Gunung Marapi, pendaki, pengunjung atau wisatawan tidak diizinkan masuk atau berkegiatan di wilayah radius 4,5 kilometer dari pusat erupsi (Kawah Verbeek).
Dengan adanya rekomendasi tersebut, Ferdinal mengatakan pemangku kepentingan harus mulai memikirkan kompensasi bagi petani yang dilarang bercocok tanam dalam radius 4,5 kilometer.
"Data yang kami himpun sekitar 2.000 petani dalam radius 4,5 kilometer itu pada umumnya berada di Kecamatan Candung dan Sungai Pua," sebut dia.
Baca juga: Otoritas bandara kembali tutup BIM imbas sebaran abu vulkanik Marapi
Baca juga: Gubernur: Sektor pertanian perikanan kehutanan topang ekonomi Sumbar
Pewarta: Muhammad Zulfikar
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2024