Semua penduduk sedang berdoa, mengharapkan hujan.
Kupang (ANTARA News) - Para penduduk di Pulau Palue, Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur, terancam kelaparan karena seluruh tanaman rusak akibat tersiram abu panas serta tersapu belerang dari Gunung Rokatenda.

"Masalah serius yang akan dihadapi penduduk Pulau Palue dalam beberapa bulan ke depan ini adalah ancaman kelaparan. Penduduk sudah tidak memiliki apa-apalagi karena seluruh tanaman mati saat gunung meletus beberapa waktu lalu," kata Camat Palue Lorens Regi, Jumat.

Dia mengemukakan hal itu menjawab pertanyaan melalui telepon genggam terkait masalah krusial yang akan dihadapi penduduk Pulau Palue pascaletusan Gunung Rokatenda pada terakhir pada Sabtu (10/8) 2013 lalu yang menewaskan empat orang.

"Kami tahu keadaan yang sesungguhnya di Palue. Penduduk sudah tidak memiliki apa-apa. Tanaman pertanian dan perkebunan rusak, ternak pun mati. Semua hanya mengandalkan cadangan pangan dan bantuan makanan dari pemerintah," katanya.

Menurut dia, telah menggelar rapat dengan para kepala desa untuk melakukan pendataan ulang kebutuhan warga Palue untuk beberapa bulan ke depan, agar diusulkan kepada pemerintah.

Dia berharap, pemerintah dapat memberikan bantuan pangan untuk beberapa bulan ke depan, sambil menunggu para penduduk mulai menanam kembali pada musim hujan.

"Semua penduduk sedang berdoa, mengharapkan hujan. Bagi penduduk Palue, hujan akan menjadi berkat karena selain bisa menanam, hujan juga bisa mengurangi debu yang terus mengguyur wilayah itu," katanya.

Pulau Palue terdiri atas satu kecamatan dan delapan desa itu terletak di utara Maumere. Pulau itu dihuni sekitar 10.200 jiwa.

Untuk menjangkau pulau itu, harus menggunakan 'speedboad' dengan lama berjalanan sekitar empat jam dan tujuh sampai delapan jam dengan kapal motor kayu.

Camat Palue Lorens Regi menambahkan dari delapan desa di wilayah itu, enam desa ditetapkan sebagai zona merah.

Pewarta: Bernadus Tokan
Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2013