Karena kebutuhan tinggi, maka sapi dijual dan dipotong.
Jakarta (ANTARA News) - Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suryamin mengungkapkan populasi sapi dan kerbau berdasar hasil sementara Sensus Pertanian 2013 adalah sebanyak 14,2 juta ekor atau turun 2,56 juta ekor dibandingkan dua tahun lalu.

"Populasi tersebut turun dibandingkan dengan hasil pendataan sapi potong, sapi perah dan kerbau pada 2011 yang tercatat sebanyak 16,7 juta ekor," ujarnya di Jakarta, Senin.

Suryamin mengatakan salah satu penyebab turunnya populasi sapi dan kerbau adalah karena peningkatan permintaan daging sapi dari dalam negeri, sementara pemerintah mulai mengurangi impor sapi.

"Karena kebutuhan tinggi, maka sapi dijual dan dipotong. Kondisi ini berdampak juga kepada parameter kelahiran sapi dan kerbau," ujarnya.

Namun, Suryamin menambahkan BPS belum merinci lebih detil jumlah kategori sapi potong, sapi perah dan kerbau, serta jenis kelamin dari ternak tersebut, karena hasil sensus secara lengkap baru diumumkan pada akhir tahun 2013.

Berdasarkan hasil sensus sementara, menurut wilayah, tiga provinsi yang memiliki sapi dan kerbau paling banyak adalah Jawa Timur 3,8 juta ekor, Jawa Tengah 1,7 juta ekor dan Sulawesi Selatan 1,1 juta ekor.

"Sementara, provinsi yang memiliki populasi sapi dan kerbau paling sedikit adalah DKI Jakarta dengan jumlah sekitar 5.000 ekor," katanya.

Suryamin mengatakan secara absolut penurunan populasi sapi dan kerbau tertinggi dari tahun 2011 ke 2013 terjadi di Jawa Timur hingga 1,2 juta ekor dan terendah di Kalimantan Tengah sebesar 0,3 ribu ekor.

Sedangkan kenaikan populasi sapi dan kerbau terbesar, lanjut dia, terjadi di Sulawesi Tengah yaitu sebesar 18,5 ribu ekor dan kenaikan terkecil di Kepulauan Riau sebanyak 31 ekor.

Pewarta: Satyagraha
Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2013