Banjarmasin (ANTARA News) - Pemerintah mencoret sebanyak 838 penerima Bantuan Langsung Sementara Masyarakat (BLSM) Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan, karena dinilai tidak tepat sasaran.

Kepala Pos Banjarmasin Edy Suharto di Banjarmasin, Rabu mengungkapkan, pembagian BLSM tahap kedua yang dilaksanakan pekan ini dilakukan perbaikan data penerima.

"Pada pembangian BLSM tahap dua ini telah kita lakukan perbaikan data hasilnya 838 penerima diganti dengan penerima lainnya yang lebih berhak," katanya.

Menurut Edy, dari 838 penerima yang dicoret tersebut, disebabkan antara lain karena penerima telah meninggal dunia, pindah tempat tinggal atau daerah, kaya, PNS dan beberapa sebab lainnya, sehingga mereka tidak layak untuk mendapatkan BLSM.

Pembagian BLSM hari ketiga, tambah Suharto, dibagikan kepada 1.468 penerima dari dua keluarah di Kota Banjarmasin.

Pembagian BLSM tahap kedua yang merupakan bantuan pemerintah berupa kompensasi dari kenaikan BBM ini, disambut warga dengan cukup antusias, karena bertepatan dengan melambungnya berbagai kebutuhan pokok yang antara lain disebabkan oleh melemahnya rupiah terhadap dolar.

Selain itu, melambungnya kebutuhan pokok di Kalsel juga disebabkan terhambatnya distribusi dari daerah Jawa ke Kalsel akibat cuaca buruk yang terjadi sejak beberapa hari terakhir.

Seorang penerima BLSM Bulan mengungkapkan, uang yang diterima bakal dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari antara lain untuk membeli lauk seperti ikan dan kebutuhan lainnya.

Penerima BLSN area Kalimantna sekitar 627 rumah tangga miskin, yang juga akan dibagikan secara bertahap baik melalui kantor pos maupun komunitas yang ditunjuk.

Selain BLSM pemerintah juga menyalurkan berbagai program pendukung lainnya, antara lain percepatan dan perluasan sistem air minum, bantuan pendidikan bagi warga miskin dan berbagai bantuan stimulus pembangunan lainnya.

Sebelumnya, sebanyak 161.592 keluarga miskin (RTS) di provinsi kaya tambang Kalimantan Selatan merima dana Bantuan Langsung Sementara Masyarkat (BLSM), sebagai kompensasi kenaikan harga BBM dari pemerintah.

Pemerintah berharap dana BLSM dapat dimanfaatkan masyarakat untuk mengantisipasi kenaikan harga barang kebutuhan pokok imbas kenaikan harga BBM dari Rp4.500 menjadi Rp6.500 untuk premium dan Rp5.500 untuk solar.

Pemerintah telah menyusun berbagai program untuk membantu warga miskin antara lain program bantuan siswa miskin, bagi 16,6 juta orang siswa, Program Keluarga Harapan (PKH) yang diberikan khusus kepada 2,4 juta rumah tangga sangat miskin.

Selain itu program Raskin dan pembangunan infrastruktur dasar yang diharapkan bisa membantu membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat. Program ini dirancang bagi 11.750 desa atau kelurahan seluruh Indonesia.

Tak ketinggalan program percepatan dan perluasan sistem air minum serta sumber daya air. Di Kalsel sebanyak 161.592 rumah tangga miskin di 13 kabupaten/kota menerima BLSM.

(U004/H005)

Pewarta: Ulul M
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2013