Bogor (ANTARA News) - Rektor Institut Pertanian Bogor Prof Herry Suhardiyanto mengemukakan bahwa krisis kedelai dan juga pangan tidak perlu terjadi jika inovasi-inovasi yang dilakukan perguruan tinggi itu dimanfaatkan secara maksimal.

"IPB memiliki kelengkapan ilmu pertanian yang paripurna dengan kualitas bertaraf internasional, yang sangat sayang jika tidak dimanfaatkan oleh negeri ini," katanya di Kampus IPB Baranangsiang, Kota Bogor, Jawa Barat, Kamis.

Ketika membuka "IPB Agrifuture Expo 2013" dalam rangka Dies Natalis ke-50, ia menegaskan bahwa sejak didirikan 50 tahun silam hingga masa mendatang IPB tetap berkomitmen untuk mendukung bangsa ini guna semakin memperbaiki kualitas pertanian.

Sesuai dengan slogan "Mencari dan Memberikan Yang Terbaik", katanya, esensinya adalah terbaik untuk pertanian dan terbaik untuk bangsa Indonesia.

Rektor menegaskan bahwa IPB merasakan pembangunan pertanian belum optimal dilaksanakan.

Kondisi tersebut, kata dia, ditandai dengan masih rendahnya produksi pertanian dalam negeri dibandingkan kebutuhan pangan nasional.

Selain itu, menurut dia, masih tingginya ketergantungan terhadap impor pertanian, serta sistem tataniaga pertanian yang tidak sehat berdampak pada kelangkaan dan tingginya harga di dalam negeri.

"Indonesia juga masih menghadapi rendahnya kualitas kesehatan penduduk serta minimnya kesejahteraan petani, nelayan dan peternak," katanya.

Di samping itu, kata Herry Suhardiyanto, kerusakan lingkungan juga semakin meluas karena ekploitasi yang berlebihan.

Karena itu, kata Rektor, pada "Dies Natalis Emas" IPB pada 2013 ini tema yang diusung adalah "Pengarusutamaan Pertanian Untuk Pembangunan Berkelanjutan" sebagai bentuk kepedulian IPB untuk kemajuan pembangunan Indonesia.

"Pengarusutamaan pertanian dimaksudkan agar semua pihak menjadikan pertanian isu pokok dalam pembangunan agar pembangunan di Indonesia bisa berkelanjutan," katanya.

Pewarta: Andi Jauhari
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2013