... pengunjung juga terpesona atas penggunaan bahan baku yang eksklusif, ketekunan, dan ketelitian perajinnya... "
Jakarta (ANTARA News) - Promosi perdagangan internasional Indonesia semakin gencar dilakukan Kementerian Perdagangan, kali ini lebih dari 22,1 juta yen nilai transaksi dihasilkan dalam Pameran Internasional Cinderamata Tokyo 2013. 

Angka sebanyak itu dihasilkan hanya dalam dua hari dari tiga hari pameran internasional itu, terdiri dari 22,1 juta yen untuk transaksi produk perhiasan mutiara, kerajinan berbasis kaca seperti cermin dan lampu, anyaman, serta produk kerajinan kerang. 

Selain itu, juga 1,7 juta yen untuk transaksi produk kerajinan kerang, perhiasan dari perak dan mutiara, serta produk gaya seperti syal dan tas tangan.

Kesertaan Indonesia dalam pameran pada 4-6 September itu hasil kerja sama Kementerian Perdagangan dan Dewan Kerajinan Nasional. Sedangkan pameran lain adalah Little Indonesia, Instore Promotion di Mitsukoshi Department Store, dan ASEAN Showcase and Businesss Matching.

"Rangkaian promosi ini komitmen kedua instansi meningkatkan citra Indonesia, khususnya produk kerajinan secara global. Juga upaya meningkatkan ekspor ke Jepang," ujar Ketua Bidang Pameran dan Kerja Sama Luar Negeri Dewan Kerajinan Nasional, Yasmin Wirjawan.

Aneka produk yang ditampilkan di paviliun Indonesia yang bertema Remarkable Indonesia, antara lain meliput furnitur, fesyen, aksesori, perhiasan, anyaman, keramik, dan spa dari 36 perusahaan. Produk-produk Indonesia diminati para buyer karena desain dan bahan baku yang digunakan.

Untuk lebih menarik hati pengunjung sekaligus mengenalkan proses pembuatan, pebatik didatangkan ke arena. Mereka memperagakan cara membatik; pengunjung juga terpesona atas penggunaan bahan baku yang eksklusif, ketekunan, dan ketelitian perajinnya. 

Juga dihadirkan perajin suku Dayak dari Kalimantan Timur yang tekun merajut anyaman-anyaman rotan. Di dunia internasional, material rotan merupakan hal eksotis yang mampu memikat konsumen. 

Produk kerajinan Indonesia memiliki potensi ekspor yang luar biasa ke Jepang. Negara Sakura itu merupakan pasar tujuan ekspor ke-2 untuk produk kerajinan dan furnitur Indonesia. Nilai ekspor produk kerajinan dan furnitur Indonesia ke Jepang selama periode 2008-2012 mengalami tren positif sebesar 12,8 persen, dengan nilai ekspor pada tahun 2012 mencapai USD 349,5 juta. 

Sementara itu, selama periode Januari-Mei 2013, nilai ekspor ke Jepang mencapai 134,1 juta dolar Amerika Serikat, atau sebesar 12,75 persen dari total ekspor kerajinan dan furnitur Indonesia.

Pewarta: Ade P Marboen
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2013