Jakarta (ANTARA News) - Kadar kolesterol tinggi yang merupakan salah satu pemicu penyakit jantung koroner bisa ditekan dengan obat anti kolesterol golongan statin, akan tetapi apakah obat jenis ini harus diminum seumur hidup?

Kepala Divisi Metabolik dan Endokrinologi Departemen Penyakit Dalam Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) dr. Em Yunir, SpPD, K-EMD, di Jakarta, Rabu mengungkapkan tingginya kadar kolesterol merupakan salah satu gangguan yang bisa terjadi sepanjang usia.

"Gangguan metabolisme kolesterol itu memang bisa terjadi sepanjang tahun. Yang bisa membantu mengurangi kadarnya adalah statin. Tapi karena sifatnya gangguan metabolisme, setelah kadar kolesterolnya normal pun gangguan bisa datang lagi," katanya.

Yunir menegaskan, statin bukanlah satu-satunya cara menyeimbangkan kadar kolesterol. Pola makan yang benar dan aktifitas fisik yang cukup juga merupakan upaya lain untuk mengembalikan kadar kolesterol ke titik seimbang.

Akan tetapi, penggunaan obat memang sangat dibutuhkan bagi penderita gangguan kolesterol akut.

"Makanya jika kadarnya sudah sangat tinggi, misal 180 mg/dl maka diperbaiki dengan statin. Nanti dilihat hasilnya setelah enam hingga sembilan bulan. Jika kadarnya sudah normal, kurangi dosis seminimal mungkin," katanya.

Meski tidak mengakui penderita kolesterol harus terus minum obat atau tidak, Yunir mengatakan setelah kadar kolesterol normal pun penderita harus melakukan pengontrolan berulang. Pengecekan berulang dilakukan untuk memastikan kadar kolesterol tetap berada di kondisi normal.

"Begitu dosis obat diturunkan, dicek apa kolesterol naik. Kalau naik, dosis ditingkatkan, begitu pula sebaiknya. Harus dipantau terus, makanya mungkin bisa disebut harus diminum seumur hidup," katanya. (*)

Pewarta: Ade Irma Junida
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2013