New York (ANTARA News) - Harga minyak dunia sedikit lebih tinggi pada Rabu (Kamis pagi WIB), setelah dua hari berturut-turut turun, meskipun laporan persediaan minyak mentah AS lebih lemah dari perkiraan.

Kontrak berjangka minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Oktober di New York Mercantile Exchange, ditutup pada 107,56 dolar AS per barel, atau naik 17 sen dari Selasa, lapor AFP.

Patokan Eropa, minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman Oktober, naik 25 sen menjadi 111,50 dolar AS per barel di perdagangan London.

"Kami turun sejak awal pekan, dua hari berturut-turut, karena ekspektasi kita tidak akan melihat serangan dalam waktu dekat terhadap Suriah oleh AS," kata Gene McGillian dari Tradition Energy.

"Itu tampaknya dihargakan di pasar sekarang dan melangkah mundur dari itu."

"Saya hanya bisa berasumsi itu (kenaikan harga) adalah karena aksi ambil untung oleh spekulan keuangan jangka pendek dalam beberapa hari terakhir," kata Fawad Razaqzada dari GFT.

Kontrak WTI telah ditawar lebih tinggi meskipun penurunan pasokan minyak mentah AS yang dilaporkan oleh Badan Informasi Energi (EIA), Departemen Energi AS, lebih lemah dari perkiraan.

EIA mengatakan bahwa persediaan minyak mentah komersial di konsumen energi terbesar dunia itu turun sebesar 219.000 barel dalam pekan yang berakhir 6 September.

Itu menunjukkan melemahnya permintaan dan jauh lebih kecil dari konsensus penurunan 1,4 juta barel yang diperkirakan oleh para analis yang disurvei oleh Dow Jones Newswires.

Tetapi laporan EIA menunjukkan penurunan lain dalam persediaan di pusat minyak mentah AS di Cushing, Oklahoma, "memberikan sedikit dukungan" di pasar, kata McGillian .

"Butuh waktu lebih dari satu tahun untuk persediaan di Cushing meningkat dari 34,1 juta barel ke tertinggi mereka 51,1 juta barel pada pertengahan April, tetapi itu telah diambil kurang dari lima bulan untuk membalikkan seluruh persediaan," kata Chris Lafakis dari Moody`s Analytics.

Pasar minyak telah merosot lebih dari dua dolar AS pada Selasa, turun untuk hari kedua berturut-turut karena berkurangnya kekhawatiran kemungkinan serangan militer AS di Suriah.

Dalam sebuah pidato televisi kepada rakyat AS dari Gedung Putih Selasa malam, Presiden Barack Obama mengatakan akan menunda rencana serangan militernya terhadap Suriah untuk dugaan penggunaan senjata kimia, dalam menanggapi tawaran Rusia untuk mengawasi penyerahan senjata kimia Suriah.

Namun ia memperingatkan bahwa terlalu dini untuk mengatakan apakah rencana Rusia itu akan berhasil.


Penerjemah: Apep Suhendar

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2013