Jakarta (ANTARA News) - Arjuna pun galau ketika mendengar sayembara memperebutkan Srikandi.

Galaunya Arjuna (Ali Marsudi) tidak hanya memikirkan Srikandi (Ida Lala) yang akan jatuh ke tangan pria yang berhasil mengalahkan pujaannya itu dalam memanah, tapi juga mengenai nasib Kerajaan Pancala.

Pancala dikenal sebagai negeri yang makmur. Arjuna khawatir para pelamar tidak hanya ingin mendapatkan Srikandi, tapi juga mengincar tahta di kerajaan yang dipimpin oleh Prabu Drupada (Setiyo), ayah Srikandi dan Trusthojumno (Agung PW).

Setelah meminta restu dari sang ibu, Dewi Kunti (Maudy Koesnaedi) dan istrinya Dewi Sembadra (Dewi Sulastri), Arjuna pun berangkat ke Pancala untuk mengikuti sayembara. Ia ditemani Larasati (Aylawati Sarwono) yang akan menjadi ksatria pemanah untuk diadu dengan penantang lainnya dalam sayembara mendapatkan Srikandi itu.

Kemasan modern

Mengusung nama wayang orang, pentas "Arjuna Galau" dari Wayang Orang Indonesia Pusakan pimpinan Jaya Suprana ini dikemas secara kekinian.

Kostum wayang orang Jawa berpadu dengan video mapping. Tidak hanya menjadi latar panggung, video itu juga turut menjadi bagian dari isi cerita, terutama saat sayembara di Pancala.

Ketika Raja Tong Kesangsang dari China (Imdan Achda) tiba di Pancala, video mapping pun bertugas menceritakan datangnya kapal dari China sebelum akhirnya mendarat betulan di panggung.

Aspek modern lainnya terlihat dalam tari kejang, breakdance, dari para penari. Ketika Arjuna dan Larasati melewati hutan menuju Pancala, sekelompok breakdancer unjuk kebolehan dengan iringan musik paduan  gamelan dan musik elektronik.

"Daddy Prabu"

Sutradara Kenthus Ampiranto menyisipkan isu sosial dalam "Arjuna Galau".

Beberapa tokoh mengucapkan kalimat yang diberi akhiran "-isasi", seperti yang kerap diucapkan Vicky Prasetyo, mantan tunangan pedangdut Zaskia Gotik yang kini dibui karena kasus penipuan.

Atau simak nasihat Prabu Kresna (Menteri Pemuda dan Olahraga Roy Suryo) kepada anak-anak yang sedang bermain di pantai negeri Pancala.

"Kalian ini pemilik masa depan bangsa. Kalian nyanyilah lagu yang sesuai dengan anak-anak. Narilah adegan yangg anak-anak. Bukan seperti orang dewasa. Kadang orang tua juga salah, anak-anak harusnya dikasih mobil-mobilan. Ini kok mobil beneran," kata Kresna yang datang terbang ke pantai menemui anak-anak itu.

Wayang orang "Arjuna Galau" pun hadir dengan lelucon

Porsi lawak paling banyak ditampilkan oleh kerajaan penantang yang akan mengikuti sayembara Srikandi. Sayangnya, beberapa kali mikrofon mati sehingga suara para tokoh kurang terdengar dengan jelas.

Bila raja-raja lainnya datang dengan kapal atau berjalan kaki, Prabu Cahyo Kencono (G. Sulistiyanto) dari Kerajaan Cahyo Sumirat naik "busway" dan berhenti di "shelter Pancala".

Dewi Sekar Inayahwati (Inayah Wahid) pun menyetujui keinginan sang ayah untuk mempersunting Srikandi.

"Daddy Prabu, saya setuju punya ibu Srikandi walaupun saya sebenarnya juga pengen kawin," celetuk Dewi Inayahwati.

Tak hanya lucu dari celotehan, Kerajaan Cahyo Sumirat pun memiliki pasukan "Chubby-Chubby Gemes" berkostum gladiator yang pandai bergoyang itik.

Prabu Bagus Kuncoro (Ninok Leksono) datang terlambat karena jagoan mereka, Dewi Amingwati (Aming Sugandhi) terjebak macet di Tugu Tani. Dewi Amingwati, dengan gaya khas Aming, datang dengan kostum kemben dan kain pendek, lengkap dengan jubah panjang berwarna putih.

"Ih ngomong apa sih, roaming, teu ngartos," kata Dewi Amingwati yang tidak mengerti bahasa Jawa.





Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2013