Jakarta (ANTARA News) - Mantan Ketua Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) Profesor Oetarjo Diran tutup usia pada Selasa sore sekitar pukul 18.30 WIB.

"Bapak tutup usia karena komplikasi penyakit dan meninggal sekitar pukul 18.30 WIB di MRCCC Siloam Hospital Semanggi Jakarta," ujar anak semata wayang Oetarjo Diran, Katja Rachmiana saat ditemui di Jakarta, Rabu dini hari.

Ia menceritakan pada awalnya Beliau mulai dirawat di RSCM pada 9 Agustus karena terkena stroke ringan. Sejak itu posisi di sebelah tubuh kirinya melemah.

"Saat itu kondisinya sadar, kemudian di bawa ke UGD , diperiksa ternyata ada pendarahan sedikit yaitu 1 cc di rongga kepalanya. Beberapa hari kemudian kondisinya berangsur pulih dan di CT scan kembali. Cairan itu sudah menghilang atau menyerap secara natural, secara fisik bisa menggerakkan seluruh bagian kirinya," kata Katja.

Karena kondisi beliau mengalami penurunan, lanjutnya, pihaknya membawa ke MRCCC Siloam Hospital Semanggi Jakarta.

"Ternyata bapak itu mengalami penurunan kondisi dimana terkena demam, setelah dites darah ternyata mengidap hepatitis, karena udah parah, jadi akhirnya kena sirosis hati, fungsi hati yang membuang racun itu tidak berjalan sehingga tubuh beliau bengkak. Setelah itu kena jantung dan terakhir ginjal. Jadi yang sudah kompleks, komplikasi penyakit dan pada akhirnya menghembuskan nafas terakhir pada 18.30 WIB," kata dia.

Menurut Katja, jenazah Oetarjo Diran diberangkatkan dari rumah duka di Latuharhari, Jakarta Pusat, menuju Bandung pukul 04.00 WIB. Nanti disholatkan di Masjid Saman setelah itu disemayamkan di aula timur ITB.

"Pukul 09.00 WIB Jenazah akan diberangkatkan dari Bandung ke Bekasi untuk dimakamkan di TPU Poncol Jalan Kartini Bekasi. Sampai di TPU Poncol diperkirakan pukul 12.00 WIB," ujar dia.

Oetarjo Diran yang lahir di Ciamis, 20 Februari 1934 itu meninggal di usia 79 tahun.

Sebelum menjabat sebagai Ketua KNKT periode 1994-2004, ia pernah bekerja dan terlibat aktif dalam tugas-tugas di TNI-AU, Jurusan Teknik Mesin dan Departemen Teknik Penerbangan ITB, pengembangan roket LAPAN, MBB (Messerschmitt-Boelkow-Blohm) Jerman.

Beliau menikah dengan R.A. Joni Pratiwi Soemitro, SH pada tahun 1968 dan dikaruniai satu putri Katja Rachmiana Diran.

Di mata anaknya Katja Rachmiana, beliau dikenal sebagai orang yang keras, baik dalam pendirian, kemauan, maupun dalam berkata-kata. (*)

Pewarta: Azis Kurmala
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2013