Jakarta (ANTARA News) - "Semula ada keraguan apakah dapat melakukan teransaksi atau tidak. Ternyata penggunaanya sangat mudah, sama halnya dengan penggunaan ATM saat menarik uang di tanah air," komentar Affan Rangkuti, petugas Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi mengomentari penggunaan anjungan tunai mandiri atau automatic teller machine, lebih populer disebut ATM.

Ia menjelaskan, transaksi pengambilan uang tunai tersebut didasarkan atas kurs yang berlaku. Saat itu, ujar Affan, mengambil uang sebesar 1.000 SAR (Arab Saudi Riyal). Kurs yang diberlakukan sebesar Rp3.225 per 1 SAR.

Begitu mudahnya menggunakan ATM di Mekkah. Karena itu, kata Affan melalui surat elektroniknya dari Mekkah, tidak perlu takut jika mempergunakannya.

"Justru kita bersyukur bahwa dengan adanya layanan perbankan ini kita terhindar dari kehilangan uang saat berada di Arab Saudi. Juga dapat menerima uang secara cepat jika kekurangan uang saat berada di sana," ia menceritakan.

Penggunaan ATM di Arab Saudi ternyata mudah. Tercatat setidaknya paling sedikit ada lima bank yang berada di Makkah, Jeddah dan Madinah seperti Banque Saudi Fransi, NCB, Al Rajhi Bank, Alinma Bank, Bank Albilad.

Bank tersebut terbiasa dipakai oleh masyarakat Saudi untuk bertransaksi melalui ATM dan tempatnya pun ada pada setiap pusat perbelanjaan, hotel dan wilayah perkantoran.

Kelima ATM bank tersebut berjejer di Abraj Al Bait Shopping Centre Zam Zam Tower yang letaknya persis di depan Pintu King Abdul Aziz (pintu nomor 1) Masjidil Haram dan juga ada disamping Hotel Daar Tauhid Makkah. Jemaah dengan sangat mudah menjumpai ATM ini di tanah haram.

Pelayanan baru

Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umroh (Ditjen PHU) Kementerian Agama Anggito Abimanyu pada Kamis (9/9/2013)meluncurkan layanan baru untuk pelayanan Haji di Embarkasi Haji Podok Gede Jakarta.

Ada dua sistem pelayanan yang diluncurkan. Yaitu, pertama Layanan Produk Perbankan yang dalam hal ini berupa penyimpanan uang melalui kartu debit. Kedua, Sistem/Aliran Informasi Pengendalian Jamaah.

Peluncuran produk layanan tersebut secara bertahap akan dilakukan di seluruh embarkasi. Berawal dari Embarkasi Haji Pondok Gede Jakarta, Embarkasi Bekasi pada 12 September, Embarkasi Haji Solo pada 17 September 2013 dan selanjutnya dalam waktu dekat disusul embarkasi haji lainnya.

Dirjen PHU Anggito Abimanyu menjelaskan layanan tambahan ini berdasar pada peristiwa buruk yang menimpa jemaah haji pada tahun lalu.

Data Satuan Pengamanan PPIH pada 2012 menyebutkan selama penyelenggaraan haji di tahun tersebut, terjadi 269 kasus kejahatan dengan nilai kerugian materil mencapai Rp668.020.000 dan 283.569 SAR, baik itu uang living cost maupun uang bekal lainnya.

Potret angka kerugian yang dialami para jamaah haji akibat adanya aksi kriminalitas baik penipuan, juga kealpaan (tercecer) dan pencurian. Kehilangan uang itu adakalanya terjadi di pemondokan, masjid, atau tempat lain.

Guna menghindari hal itu tidak terulang, Ditjen PHU meluncurkan layanan penyimpanan uang yang bisa dimanfaatkan oleh jamaah haji. Terutama pada saat berada di Arab Saudi. Ini salah satu cara untuk berjaga-jaga dari risiko uang hilang.

"Dengan layanan ini, pihak keluarga para jamaah haji di tanah air juga bisa mentransfer uang dengan menggunakan rekening tersebut," kata Affan.

Layanan penyimpanan uang ini dalam bentuk kartu ATM yang dicetak empat bank yakni Bank Mandiri, Bank BRI, Bank BNI, Bank Syariah Mandiri (BSM). Kartu ini diperoleh dengan mudah cuma butuh waktu lima hingga 10 menit untuk mendapatkannya.

Masing-masing bank tersebut melayani jamaah dari embarkasi yang berbeda. Untuk Bank Mandiri melayani jamaah dari enam embarkasi diantaranya adalah Banda Aceh, Jakarta, Balikpapan, Makassar, Gorontalo dan Batam.

Bank BRI melayani jamaah dari embarkasi Padang, Palembang, Bandar Lampung dan Surabaya.

Selanjutnya Bank Syari`ah Mandiri melayani jamaah dari embarkasi Medan, Solo, Banjarmasin dan Palangkaraya. Sedangkan Bank BNI melayani jamaah dari embarkasi Bekasi dan Mataram.

"Mudah. Praktis pula," ujar Affan Rangkuti.

(E001/A011)

Pewarta: Edy Supriatna Sjafei
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2013