Sampit, Kalteng (ANTARA News) - Harga sapi di Sampit Kabupaten Kotawaringin Timur Kalimantan Tengah naik tajam menjelang lebaran Idul Adha. Tidak hanya pembeli, pedagang pun mengeluhkan kondisi ini karena khawatir omzet menurun.

"Rata-rata kenaikannya Rp 2 juta hingga Rp 2,5 juta dibanding tahun lalu. Kenaikannya memang cukup tinggi karena beberapa bulan terakhir harga sapi naik tinggi dan belum turun-turun," kata Saneri, salah seorang pengepul sapi di Sampit, Minggu.

Harga sapi dengan berat 65 kilogram saat ini dijual Rp 10 juta lebih, padahal sebelumnya hanya sekitar Rp 7,5 juta. Sapi dengan berat 80 kilogram dijual Rp 12 juta, naik tinggi dibanding sebelumnya yang hanya Rp sekitar Rp 10 juta. Begitu pula harga sapi berat 100 kilogram, naik dari Rp 12 juta menjadi Rp 14 juta lebih.

Saneri menyebut, meningkatnya permintaan bukan satu-satunya pemicu kenaikan harga sapi. Pasokan sapi yang berkurang setelah diberlakukannya pembatasan impor sapi beberapa bulan lalu, berimbas pada melambungnya harga sapi hingga saat ini.

Selain itu, kenaikan harga bahan bakar minyak pada akhir Juni lalu juga membuat harga sapi ikut terkerek tinggi lantaran ongkos angkut juga melambung sehingga terpaksa dibebankan pada harga jual sapi.

"Dulu ongkos kirim di kapal sekitar Rp 300 ribu sampai Rp 325 ribu, sekarang naik menjadi Rp 400 ribu, ditambah upah penjaga selama pengiriman Rp 1 juta. Itu belum lagi termasuk ongkos angkut dari lokasi menaikkan ke kapal, kemudian ongkos menurunkan ke darat setelah sampai di Sampit," jelas Saneri.

Saneri mendatangkan sapi dari Madura karena kesulitan mencari sapi dari peternak lokal yang stoknya juga memang terbatas. Dia juga pernah membeli sapi dari Kabupaten Kotawaringin Barat namun kemudian beralih kembali ke Madura karena bisa memenuhi permintaan dalam jumlah besar.

Sekadar diketahui, hingga kini peternak lokal belum memenuhi kebutuhan sapi di Kotim sehingga para pengepul terpaksa mendatangkan sapi dari sejumlah daerah seperti Madura, Jawa, Nusa Tenggara dan Kalimantan Selatan.

Data Dinas Pertanian, Peternakan, Penyuluhan dan Ketahanan Pangan Kabupaten Kotim, kebutuhan sapi di Kotim per tahunnya sekitar 6000 ekor, namun hanya separuhnya yang mampu dipenuhi peternak lokal, sehingga separuhnya harus didatangkan dari luar daerah.

Ketergantungan pasokan dari luar daerah inilah yang membuat harga daging sapi di daerah ini melambung tinggi mencapai Rp 120.000 per kilogram sejak beberapa bulan terakhir. Pasalnya ketika pasokan tersendat, maka harga langsung beranjak naik. 

Pewarta: Norjani
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2013