Cirebon, (ANTARA News) - Sungai Jamblang di Kabupaten Cirebon, sudah tercemar limbah pengrajin batu alam Palimanan sehingga air sungai untuk keperluan pertanian tersebut tercemar bahan batuan yang sangat menganggu pertumbuhan tanaman pertanian, kata Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kehutanan dan Pertambangan (DLHKP) Ir Aan Setiawan di Sumber, Selasa (8/8). "Limbah itu tidak baik bagi pertumbuhan tanaman, dan sudah dikeluhkan petani, sehingga alangkah baikknya pengusaha melakukan relokasi atau tidak membuang limbah ke sungai," katanya. Umumnya karena merupakan usaha kerajinan kecil, maka usaha pembelahan batu alam dengan mesin dan tenaga tangan tidak dilengkapi dengan Amdal dan dokumen Usaha Pengelolaan Lingkungan, tetapi karena jumlahnya puluhan akhirnya limbah itu menjadi sangat mencemari sungai. "Pengusaha yang kesulitan membuang limbang pecahan kecil batu alam akhirnya mengalirkan batuan kecil itu ke sungai sehingga warna sungai berubah kecoklatan karena adanya batuan yang terlarut," katanya. Sementara sejumlah pengrajin batu alam mengakui bahwa mereka memerlukan air sungai untuk membantu proses pemotongan batu alam dengan mesin karena air berfungsi mendinginkan besi plat potong yang bertambah panas saat terjadi gesekan dengan batu alam. "Air sangat diperlukan untuk memperlancar proses pembelahan batu dan mendinginkan plat pemotong, akibatnya banyak limbah air bercampur serpihan batuan, jadi lokasi yang cocok memang harus dekat dengan sungai," kata seorang pengrajin di Desa Dukupuntang. Sementara serpihan bantuan yang agak besar yang merupakan limbah batu potong dengan tangan, walaupun jumlahnya lebih banyak, saat ini telah dimanfaatkan sejumlah orang sebagai bahan urugan jalan. "Siapapun boleh ambil serpihan ini, asalnya bayar tukang untuk menaikkan ke mobil," katanya. Pengrajin juga keberatan kalau sampai harus relokasi karena biaya relokasi itu tidak sedikit dan akan mempengaruhi modal usaha mereka. Salah satu peminat serpihan batu alam yaitu PT Incocement Tunggal Prakarsa, pabrik semen di Palimanan, Cirebon, yang memanfaatkan batuan itu sebagai salah satu komponen bahan bakunya. Bagian SDM dan Umum PT ITP Palimanan Djoko Bodro Hanolo mengakui, sekarang ini limbah batu alam dari para pengrajin ditampung kemudian digilling menjadi salah satu bahan baku semen. Ia mengatakan sejak tiga tahun lalu, limbah pengrajin mulai diambil untuk diolah menjadi bahan baku dan dengan demikian bisa ikut mengurangi limbah yang selama ini menjadi masalah bagi para pengrajin batu alam.(*)

Copyright © ANTARA 2006