Medan (ANTARA News) - Harga ekspor karet Indonesia jenis SIR 20 melemah kembali atau tinggal 2,316 dolar AS per kg diduga sebagai dampak melemahnya permintaan di pasar.

"Harga memang mengalami tren menurun sejak pekan lalu. Harga tanggal 27 September untuk pengapalan Oktober tinggal sebesar 2,316 dolar AS per kg dari sebelumnya posisi 19 September yang sudah sebesar 2,453 dolar AS per kg," kata Sekretaris Eksekutif Gabungan Perusahaan Karet Indonesia (Gapkindo) Sumut, Edy Irwansyah, di Medan, Senin.

Harga yang turun itu merupakan dampak permintaan melemah dari negara konsumsi utama yakni China, Amerika Serikat dan Jepang. Meski ada permintaan yang menguat dari India nyatanya belum mampu mendongkrak harga.

Edy menyebutkan, turunnya harga jual di pasar internasional membuat harga bahan olah karet (bokar) di pabrikan otomatis turun juga. Harga bokar di pabrikan per 27 September mencapai Rp22.578--Rp24.578 per kg dari sebelumnya sebesar Rp22.960--Rp24.960 per kg.

Permintaan yang melemah itu sendiri sudah terlihat sejak awal tahun sehingga volume ekspor karet Sumut selama Januari--Agustus turun 0,81 persen dibandingkan periode sama 2012 atau tinggal 291.446.949 kilogram.

Periode sama 2012, volume ekspor karet sudah sebanyak 293.824.967 kilogram.

Petani karet Sumut, K Siregar menyebutkan produksi getah masih saja ketat karena meski musim hujan tetapi justru kemarau masih melanda.

"Harga jual juga masih stabil di posisi rendah atau di bawah Rp10.000 per kg dan itu membuat petani tetap saja susah," katanya.

Pewarta: Evalisa Siregar
Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2013