Kita membutuhkan impor sapi indukanberkualitas masih sekitar satu juta ekor. Mudah-mudahan tahun depan sudah terealisasi,"
Malang (ANTARA News) - Wakil menteri Pertanian Rusman Heriawan mengemukakan keran impor untuk sapi indukan, terutama yang sedang bunting, masih sangat terbuka.

"Kita membutuhkan impor sapi indukanberkualitas masih sekitar satu juta ekor. Mudah-mudahan tahun depan sudah terealisasi," katanya usai membuka Rembug Utama Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) di Malang, Jawa Timur, Selasa malam.

Ia mengatakan impor sapi sebanyak itu untuk mendukung program inseminasi buatan atau sistem pengembangbiakan sapi buatan. Program ini diharapkan mampu menekan angka impor daging sapi, bahkan Indonesia nisa bebas dari impor, baik sapi maupun daging.

Oleh karena itu, lanjutnya, pemerintah membuka keran impor yang selebar-lebarnya untuk sapi indukan tersebut yang diharapkan akan terjadi lompatan besar terhadap produktifitas sapi lokal.

Sebab, katanya, dalam satu tahun induk sapi bisa bunting hingga l2--13 kali, sehingga produktivitas anakan akan lebih cepat berkembangbiak sampai Indonesia mencapai swasembada daging.

Menyinggung jumlah pasti yang bakal diimpor pada tahap awal, Rusman mengatakan tergantung peminatnya. Mungkin saja bisa PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) atau lainnya.

"Karena kondisi inilah pemerintah membuka keran impor sapi indukan atau sapi betina produktif yang sedang bunting ini cukup lebar bagi para importir untuk memperbesar populasi sapi potong di Indonesia," ujarnya, menambahkan.

Pembukaan keran impor sapi indukan dilakukan dengan dua alasan. Pertama, sebagai antisipasi melimpahnya produksi semen beku (sperma) sapi, sehingga sapi indukan impor bisa menjadi penerima (recipient) atas semen beku tersebut.

Sedangkan alasan kedua, sebagai antisipasi pengembangan populasi sapi melalui program integrasi sawit-sapi yang saat ini masih terkendala pasokan sapi indukan untuk dikembangbiakkan.

Mengenai harga sapi menjelang Idul Idha, Rusman mengatakan tidak ada kendala apapun. Harga juga masih wajar, termasuk harga daging sapi di pasaran.

"Kalau populasinya memang sedikit berkurang, tapi itu tidak mempengaruhi harga, apalagi harga dagingnya. Oleh karena itu, tahun depan kita akan genjot impor sapi indukan berkualitas dan produkftif," tegasnya.(*)

Pewarta: Endang Sukarelawati
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2013