Teheran (ANTARA News) - Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif pada Senin berkeras menyatakan bahwa negaranya memiliki "hak mutlak" untuk melakukan pengayaan uranium di wilayahnya, demikian menurut kantor berita ISNA.

"Penguasaan teknologi nuklir sipil, termasuk pengayaan uranium, di tanah Iran adalah hak mutlak Iran," kata Zarif pada pertemuan dengan Wakil Menteri Luar Negeri Swiss Yves Rossier yang sedang mengunjungi Teheran.

"Peristiwa beberapa tahun terakhir telah menunjukkan bahwa pendekatan ancaman dan sanksi belum memastikan kepentingan dan tujuan dari pihak lain, dan kelanjutan dari pendekatan ini adalah pengulangan kesalahan masa lalu yang tidak bisa mencegah Iran menguasai teknologi nuklir sipil," tambahnya seperti dikutip AFP.

Negara-negara Barat dan Israel telah lama menuduh Iran berusaha mengembangkan bom nuklir dengan kedok program nuklir sipil, tuduhan yang selalu dibantah tegas oleh Teheran.

Iran dan enam kekuatan dunia --Inggris, China, Prancis, Jerman, Rusia, Amerika Serikat -- dijadwalkan  melanjutkan perundingan di Jenewa pada 15 Oktober untuk menemukan solusi mengenai masalah nuklir Iran.

Perundingan itu akan menjadi pertemuan pertama antara Iran dan enam negara tersebut sejak pemilihan umum Iran bulan Juni lalu dengan Presiden Hassan Rouhani sebagai pemenang.

Pada pertemuan di Almaty tahun ini, enam negara itu mengusulkan agar Iran menangguhkan pengayaan uranium pada tingkat 20 persen yang menurut Iran diperlukan untuk reaktor penelitian kesehatan, dan untuk menghentikan pengayaan di pabrik bawah tanah di Fordo .

Sebagai imbalannya mereka akan mengurangi beberapa sanksi terhadap perdagangan emas dan petrokimia Iran.

Namun pekan lalu Zarif mengatakan bahwa usulan itu adalah "sejarah masa lalu" dan bahwa kelompok itu "harus datang ke meja perundingan dengan pendekatan baru".

Menteri Luar Negeri Amerika Serikat John Kerry pada Senin mendesak Iran untuk datang dengan proposal baru.

"Kelompok enam mengajukan usulan di Almaty dan saya tidak percaya jika Iran telah sepenuhnya menanggapi usulan tertentu," kata Kerry kepada wartawan di Indonesia setelah bertemu dengan Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov.

"Jadi apa yang kita butuhkan adalah seperangkat proposal dari Iran yang sepenuhnya akan mengungkapkan bagaimana mereka akan menunjukkan kepada dunia bahwa program mereka bertujuan damai," tambahnya.

(Uu.G003)

Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2013