Nusa Dua, Bali, (ANTARA News) - Konferensi Tingkat Tinggi Kerja Sama Ekonomi Asia Pasifik (APEC) di Nusa Dua, Bali, yang dipimpin oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada Selasa selesai.

Selanjutnya para anggota perekonomian di kawasan Asia Pasifik akan bertemu kembali di Beijing, China, tahun depan.

China telah secara resmi menerima keketuaan forum APEC 2014 dan Pemerintah Beijing, selaku ibu kota tuan rumah, akan menyiapkan pemetaan pembangunan untuk infrastruktur demi menunjang perhelatan tersebut.

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang menyampaikan hasil Putaran KTT APEC yang berlangsung pada 1-8 Oktober, menyampaikan bahwa komitmen para pemimpin ekonomi APEC dalam penyampaian "Bogor Goals" yang ditetapkan pada KTT APEC di Bogor pada 1994, akan sejalan dengan keterlibatan dan saling membuka kesempatan dari seluruh pihak.

"Dalam diskusi yang cukup panjang, kami telah menyepakati sejumlah poin strategis, kami memiliki pandangan yang sama bahwa seluruh ekonomi APEC harus dapat meraih keuntungan yang sama dari kerja sama antara ekonomi APEC," kata Presiden SBY.

"Bogor Goals" adalah kesepakatan yang dirumuskan dalam pertemuan APEC di Indonesia pada 1994 lalu, yang menjadi salah satu agenda utama yang dibahas dalam KTT APEC 2013 di Bali. Dengan "Bogor Goals" dicetuskan bahwa perdagangan dan investasi yang terbuka dan bebas pada 2010 bagi ekonomi maju dan 2020 bagi ekonomi berkembang.

APEC juga sepakat untuk meningkatkan perdagangan intra-APEC atau intra-kawasan perdagangan, antara lain melalui fasilitasi perdagangan, pembangunan kapasitas dan memfungsikan sistem perdagangan multilateral.

Berkaitan dengan percepatan konektivitas fisik, kelembagaan dan masyarakat ke masyarakat, para pemimpin APEC sepakat mengimpikan lanskap strategis untuk konektivitas di wilayah Asia Pasifik melalui pembangunan dan investasi di bidang infrastruktur.

Mereka juga sepakat untuk memfasilitasi peran serta usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM), pemuda dan wirausaha perempuan. UMKM diakui sebagai tulang punggung ekonomi Asia Pasifik.

Selain itu, mereka sepakat untuk meningkatkan kerja sama dalam keamanan pangan, energi dan air kawasan serta sepakat kolaborasi erat dengan sektor bisnis melalui "APEC Business Advisory Council" (ABAC)



China siap

Direktur Jenderal Kementerian Luar Negeri China Wilayah Beijing, Zhao Huimin mengatakan, persiapan China sebagai tuan rumah APEC 2014, yang juga negara dengan kekuatan ekonomi terbesar kedua di dunia, telah dimulai.

Ia menjamin fasilitas perhelatan akan berstandar internasional, serupa dengan Indonesia pada tahun ini. "Persiapan terus berjalan. `Website` telah dirampungkan dan persiapan lainnya akan sesuai dengan standar internasional," ujar Huimin.

Delegasi China sebelumnya menyampaikan rangkaian putaran KTT APEC 2014 akan meliputi forum APEC CEO Summit, forum ABAC, forum China-APEC, forum APEC untuk Usaha Kecil dan Menengah dan forum APEC untuk Pengusaha Muda serta forum diskusi bersama menteri sektor terkait dan juga pengusaha.

Mengenai agenda ekonomi China dalam APEC 2014, Dirjen Huimin maupun koleganya Xia Jinggie yang merupakan konselor Departemen Ekonomi Internasional Kemenlu China, belum dapat menjelaskan secara detail dan spesifik.

Selain Beijing, wilayah administratif Hong Kong juga didaulat menjadi tuan rumah pertemuan Menteri Keuangan APEC pada September 2014.


China berubah

Menurut Bank Dunia, sejak melakukan reformasi pasar pada 1978, China telah berubah dari perekonomian tersentralisasi menjadi berbasis pasar dan melakukan pembangunan sosial dan ekonomi dengan cepat.

Pertumbuhan PDB-nya rata-rata 10 persen per tahun dan mengentaskan lebih dari 500 juta masyarakat miskin. Seluruh target Tujuan Pembangunan Milenium (MDGs) telah tercapai atau akan tercapai.

Dengan populasi 1,3 miliar penduduk, China telah menjadi perekonomian terbesar kedua dan memainkan peran yang makin penting dan berpengaruh di perekonomian global.

Namun China tetap sebagai negara berkembang dan reformasi pasarnya belum selesai. Pada 2012, pendapatan nasional kotornya per kapita 6.091 dolar AS, menduduki peringkat ke-90 dunia.

Sekitar 128 juta masyarakatnya masih hidup di bawah garis kemiskinan nasional, yakni 2.300 yuan per tahun (1,8 dolar AS per hari). Dengan jumlah masyarakat miskin terbesar kedua dunia setelah India, pengentasan kemiskinan masih menjadi tantangan yang mendasar.

Dalam pelaksanaan KTT APEC 2013 beredar kabar tentang pergelutan Amerika Serikat (AS) dan China untuk mendominasi perdagangan di APEC.

Sementara itu, Amerika Serikat dilaporkan meningkatkan upaya untuk memperkuat kekuatan ekonomi di kawasan Asia-Pasifik pada pertemuan puncak para pemimpin regional di Indonesia di tengah peringatan dari China yang makin berani.

Apakah tahun depan China yang memegang keketuaan APEC akan makin berani? Apalagi Presiden China Xi Jinping di depan APEC CEO Summit, mengatakan ekonomi China sangat berpengaruh di dunia, khususnya di Asia Pasifik. Bahkan, dia mengklaim ekonomi Asia Pasifik tak akan tumbuh tanpa negaranya.

Oleh Ahmad Buchori
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2013