Bandar Seri Begawan (ANTARA News) - China dan anggota Perhimpunan Bangsa Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) sepakat meningkatkan perdagangan dua arah menjadi satu triliun dolar AS pada 2020, lebih dari dua kali lipat tahun lalu, menurut pernyataan bersama yang dikeluarkan pada Rabu.

Pernyataan itu muncul setelah pertemuan para pemimpin China- ASEAN ke-16 yang digelar di ibukota Brunei, Bandar Seri Begawan, lapor Xinhua.

Perdana Menteri China Li Keqiang, yang tiba Brunei pada Selasa, menghadiri pertemuan puncak dengan para pemimpin negara anggota ASEAN.

Dalam pernyataan itu, China dan negara-negara ASEAN juga sepakat pada tujuan memperluas investasi dua arah menjadi 150 miliar dolar AS dalam delapan tahun ke depan.

Menurut angka resmi, investasi dua arah China-ASEAN telah mencapai lebih dari 100 miliar dolar AS pada akhir 2012.

Berjanji untuk menentang proteksionisme perdagangan, kedua belah pihak juga berjanji untuk memulai lebih awal pembicaraan tentang peningkatan zona perdagangan bebas mereka, yang disebut ASEAN-China Free Trade Area (ACFTA) dan mulai berlaku pada 1 Januari 2010.

Mereka telah sepakat satu sama lain untuk terus mempertahankan dan meningkatkan alur pelayaran Sungai Lancang - Mekong, kata pernyataan itu, menambahkan bahwa China siap untuk berbicara dengan anggota ASEAN tentang pengaturan zona kerja sama ekonomi lintas batas di daerah perbatasan.

Beijing dan mitra di Asia Tenggara juga mengindikasikan dalam dokumen bahwa mereka akan bekerja secara terpadu untuk mendorong pembangunan berkelanjutan dan mengurangi kesenjangan pembangunan di blok ASEAN.

Analis percaya bahwa pembangunan ekonomi tidak merata telah terjadi di antara mereka, salah satu masalah yang paling menantang membingungkan blok 10-anggota karena budaya, ras dan agama sangat berbeda, sehingga berat untuk mewujudkan tujuan akhir integrasi.

Pada kerja sama keuangan, kedua belah pihak memutuskan untuk lebih meningkatkan "fasilitas pendukung peringatan dini dan likuiditas" untuk mencegah risiko keuangan kawasan, menambahkan bahwa mereka akan mempertimbangkan mendirikan sebuah platform pembiayaan untuk pembangunan infrastruktur di Asia.

Juga menurut pernyataan bersama, China dan negara-negara ASEAN sepakat dalam meningkatkan kerja sama di bidang-bidang seperti penerbangan sipil, kegiatan maritim, perlindungan lingkungan, pertanian, informasi dan teknologi, pengembangan sumber daya manusia, pariwisata dan transportasi.

Dibentuk pada 1967, ASEAN beranggotakan Brunei, Kamboja, Indonesia, Laos, Malaysia, Myanmar, Filipina, Singapura, Thailand dan Vietnam.


Penerjemah: Apep Suhendar

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2013