London (ANTARA News) - Bursa-bursa saham utama Eropa merosot pada Rabu, karena berita bahwa Presiden Barack Obama akan mencalonkan Janet Yellen untuk menggantikan Ketua Federal Reserve Ben Bernanke gagal mengimbangi kekhawatiran tentang kebuntuan anggaran AS.

Indeks acuan FTSE 100 di London turun 0,44 persen menjadi ditutup pada 6.337,91 poin, sementara di Frankfurt indeks DAX 30 turun 0,46 persen menjadi 8.516,69 poin, dan indeks CAC 40 di Paris turun 0,16 persen menjadi 4.127,05 poin, lapor AFP.

Di Asia, sebagian besar pasar saham lebih tinggi setelah Obama menawarkan kesepakatan jangka pendek untuk mengakhiri kemacetan politik di Washington.

Saham AS turun pada perdagangan tengah hari Rabu, meskipun secara umum sentimen tampak sedikit membaik dari kerugian tajam pada Selasa karena Presiden Barack Obama siap untuk pertemuan Gedung Putih dengan legislator dari kedua partai.

Pertemuan menyusul sebuah tawaran Obama untuk melakukan pembicaraan fiskal, setelah Kongres menyetujui sekalipun kesepakatan jangka pendek untuk membuka kembali pemerintah dan menaikkan batas utang guna menghapus ancaman gagal bayar (default) AS yang telah membuat pasar terkesima.

Analis menambahkan bahwa pencalonan Yellen juga akan meningkatkan harapan bahwa bank sentral AS akan tetap mempertahankan kebijakan uang longgar dan memberikan beberapa kepastian kepada pasar.

"Pengumuman Janet Yellen malam lalu untuk menggantikan keluarnya Ben Bernanke sebagai ketua Fed tidak lebih baik waktunya, datang setelah penurunan satu hari terbesar S&P 500 dalam 11 bulan," kata analis CMC Markets UK Michael Hewson.

Yellen adalah salah satu arsitek skema pembelian obligasi The Fed senilai 85 miliar dolar AS per bulan dan dianggap tidak mungkin untuk menguranginya terlalu cepat.

"Tentu prospek keberlanjutan The Fed tidak dapat diremehkan ketika pasar berada dalam gejolak selama kemacetan politik di Washington," kata Hewson.

"Itu juga membuat lebih mungkin, mengingat bahwa Yellen terkenal untuknya kekhawatiran tentang ketenagakerjaan, bahwa The Fed akan terus mempertahankan pelonggarannya secara utuh untuk beberapa waktu ke depan ..."

Sementara kelanjutan dari kebijakan moneter longgar diperkirakan akan menekan dolar lebih rendah, para dealer mengambil berita itu sebagai positif, meningkatkan aset-aset berisiko.

Mata uang tunggal Eropa turun menjadi 1,3514 dolar dari 1,3572 dolar di New York pada Selasa sore. Dolar menguat menjadi 97,23 yen dari 96,86 yen.

Sterling jatuh menjadi 1,1799 euro dan 1,5942 dolar.

Di London Bullion Market, harga emas turun menjadi 1.309,50 dolar AS per ounce dari 1.329,50 dolar AS pada Selasa.

Indeks acuan Nikkei 225 di Tokyo naik 1,03 persen, karena dolar juga menguat terhadap yen.

Bursa saham Shanghai meningkat 0,62 persen dan Sydney bertambah 0,07 persen. Sementara pasar saham Hong Kong jatuh 0,63 persen, dan Seoul ditutup untuk libur nasional.

Saham AS turun pada perdagangan tengah hari, dengan Dow Jones Industrial Average merosot 0,12 persen menjadi 14.758,91 poin.

Indeks berbasis luas S&P 500 turun 0,31 persen pada 1.650,36 poin, sementara indeks komposit teknologi Nasdaq turun 0,89 persen menjadi 3.661,77 poin.

Wall Street merosot pada Selasa, dengan Dow dan S&P 500 keduanya jatuh lebih dari satu persen dan Nasdaq sebesar dua persen, sementara imbal hasil obligasi jangka pendek melompat karena kebuntuan anggaran mengambil korban lebih dalam di pasar keuangan.


Penerjemah: Apep Suhendar

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2013