"Ini hanya untuk mengantisipasi jangan sampai ada provokator yang memanfaatkan kesempatan," kata seorang tokoh masyarakat setempat.
Palu (ANTARA News) - Pintu masuk-keluar dari dan ke Tentena --kota kecil di pinggiran danau Poso-- sejak dua hari lalu hingga Jumat malam dijaga ekstra ketat oleh aparat keamanan dibantu masyarakat setempat. "Penjagaan itu dilakukan semata-mata demi kenyamanan dan keamanan," kata Yahya (56), tokoh masyarakat Tentena saat dihubungi ANTARA News via telepon, Jumat malam. Ia mengatakan, guna mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan, setiap kendaraan bermotor yang melintas di jalur Trans Sulawesi lewat Tentena diperiksa petugas, dibantu masyarakat. "Ini hanya untuk mengantisipasi jangan sampai ada provokator yang memanfaatkan kesempatan," katanya. Ia membantah adanya isu bahwa jalur Trans Sulawesi lewat Tentena diblokir massa. "Tidak ada pemblokiran jalan. Yang betul setiap kendaraan yang melintas diperiksa petugas keamanan," ujarnya. Seluruh warga Tentena bersama warga dari sejumlah desa di pinggiran kota wisata sejak pukul 19:00Wita hingga 23;30 wita masih memadati bundaran Tugu Tentena mengikuti doa bersama untuk tiga terpidana mati yang dijadwalkan menjalani eksekusi pada hari Sabtu (12/8) pukul 00:15 Wita. Doa bersama itu dipimpin Pdt Renaldy Damanik MSi, Ketua UmumSinode GKST. Doa bersama yang kedua kalinya itu akan berlangsung hingga pelaksanaan eksekusi ketiga terpiana mati kasus kerusuhan Poso. Sementara doa bersama juga digelar di Kota Palu, ibukota provinsi Sulteng. Doa bersama yang prakasai Koalisi Masyarakat Anti Hukuman Mati (KOMA) Sulteng itu dihadiri lebih 1.000 massa yang sebagian besar warga Katolik berlangsung di Bundaran Taman Nasional mulai pukul 19;00Wita dan berakhir pada pukul 22:000 Wita. Selain melaksanakan orasi dan doa, mereka juga menyalakan lilin sebagai tanda solidaritas dan keprihatinan mendalam atas nasib ketiga terpidana mati kasus Poso, Tibo dkk. Hingga berita ini diturunkan, situasi keamanan di Tentena, Poso dan Palu cukup kondusif.(*)

Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2006