Jakarta (ANTARA News) - Mimpi ingin membuka pendidikan di Papua akhirnya tercapai bersamaan dengan 10 tahun usia "Sokola Rimba", demikian antropolog dan pecinta alam, Butet Manurung.

Melalui Ekspedisi Literasi Papua-SOKOLA pada awal September 2013, Butet bersama dua rekannya mulai merintis perjalanan menuju tanah impian itu.

Papua memang menjadi target Butet setelah lembaga yang dia dirikan tahun 2003 memberikan pelajaran baca tulis bagi Orang Rimba di Jambi dan sejumlah daerah lainnya.

Tepatnya di Kampung Mumugu Batas Batu, Asmat, dijadikan sebagai tempat program literasi SOKOLA.

"Kami punya 27 siswa SD dan 60 murid pra-sekolah. Tetapi semuanya mulai dari baca-tulis-hitung dasar," katanya dalam acara peluncuran buku Sokola Rimba (edisi cover poster film) dan trailer filmnya yang dibesut oleh Riri Riza dan Mira Lesmana di Jakarta, Minggu (13/10).

"Mereka ada yang sudah bisa baca ba-bi-bu-be-bo, tapi ada juga yang pernah sekolah, tinggal kita refresh ingatannya tentang huruf-huruf," kata perempuan yang pernah aktif di Perhimpunan Mahasiswa Pecinta Alam (PMPA) PALAWA Universitas Padjadjaran (Unpad) ini.

Butet, pemegang gelar Master bidang antropologi dari Australian National University, juga merumuskan metode baca-tulis berbasis silabel yang kemudian digunakan SOKOLA.

Atas dedikasinya, Butet mendapatkan berbagai penghargaan nasional dan internasional, antara lain Man and Biosphere Award (Unicef, 2001), Time`s Asia Hero (2004), Ashoka Fellowship (2006), Young Global Leader (2009), serta E&Y Entrepreneurship of the Year (2012).

Pewarta: Riza Fahriza
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2013