Ogden, Utah (ANTARA News) – Musim kemarau di hutan hujan Amazon diramalkan akan tiga pekan lebih panjang bila dibandingkan dengan 30 tahun yang lalu.  

Hujan turun sepanjang tahun di Amazon dan jumlahnya meningkat di musim hujan. Musim hujan di wilayah itu bervariasi, tergantung pada garis lintang.

Menurut para ilmuwan, musim kemarau yang lebih panjang akan menyebabkan stres pada pohon, peningkatan risiko kebakaran hutan, dan matinya pohon.  

“Lamanya musim kemarau di Amazon selatan adalah kondisi iklim yang mengatur hutan hujan,” kata Rong Fu, ilmuwan di bidang iklim dari Jackson School of Geosciences di University of Texas, seperti yang dimuat dalam rilis yang dikutip LiveScience.  

“Bila musim kemarau terlalu panjang, hutan hujan tidak akan bertahan,” tambahnya.  

Temuan itu menyebutkan musim kemarau ternyata  lebih lama dari yang diramalkan oleh Intergoverenmental Panel on Climate Change (IPCC).

IPCC memperkirakan musim kemarau Amazon akan berlangsung 3 hingga sepuluh hari lebih lama pada 2100.

Nyatanya, musim kering di sana bertambah seminggu tiap dekade sejak 1979.

Tim ilmuwan dari Texas berpendapat efek mendatang akan lebih berat.   “Musim kemarau di Amazon selatan sudah marjinal untuk menjaga keberlangsungan hutan hujan. Dalam beberapa hal, bila berlangsung terlalu lama, hutan hujan akan mencapai titik kritis,” kata Fu.  

Fu dan rekan-rekannya menganalisis pola hujan di hutan hujan Amazon selatan sejak 1979 dan memasukkan data itu ke-50 simulasi dari delapan model iklim.

Penerjemah: Natisha Andarningtyas
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2013