Pemerintah fokus pada penguatan struktur industri, hilirisasi, penguatan pasar domestik dan internasional, dan pengembangan industri yang merata di tanah air
Banten (ANTARA News)  - Industri petrokimia, permesinan, logam dasar, serta pemrosesan bahan mentah menjadi prioritas pembangunan industri di dalam negeri guna memperkuat struktur industri dari hulu ke hilir.

"Kami fokus pada empat faktor penting, pertama yakni penguatan struktur industri," kata Menteri Perindustrian MS Hidayat dalam pidato pada acara peresmian perluasan pabrik PT Nippon Shokubai Indonesia (NSI) di Cilegon, Banten, Rabu.

Sementara tiga faktor lainnya yakni program hilirisasi untuk mengoptimalkan perolehan nilai tambah dan devisa, penguasaan pasar domestik dan internasional, serta pengembangan industri secara berkesinambungan dan merata terutama ke kawasan Indonesia bagian timur.

Untuk mendukung empat tujuan tersebut, kata hidayat, sejak tiga tahun terakhir Kementerian Perindustrian (Kemenperin)  memberikan prioritas pada pengembangan beberapa sektor industri yaitu industri petrokimia, permesinan, logam dasar,  dan industri pemrosesan bahan mentah, terutama di mineral dan agro seperti kakao dan karet.

Sedangkan pengembangan pengembangan industri permesinan, lanjut Hidayat, untuk melayani kebutuhan mesin produksi untuk industri padat karya seperti tekstil dan sepatu.  Pengembangan industri permesinan dan petrokimia, kata dia, penting untuk menekan impor barang modal dan bahan baku.

Sementara terkait perluasan pabrik acrylic acid (AA) dan superabsorbent polymer (SAP) milik PT NSI di Cilegon, Banten, Menperin menyambut baik proyek tersebut. Menurut dia, hal ini memperlihatkan bahwa iklim investasi di Indonesia semakin membaik.

Dalam kesempatan tersebut, Hidayat mengingatkan agar proyek pengembangan ini disertai dengan meningkatnya kontribusi   NSI terhadap pembangunan di wilayah Cilegon. "Saya minta agar NSI bisa menyerap tenaga kerja lokal dengan lebih banyak dan memberikan CSR kepada masyarakat sekitar," katanya.

NSI menginvestasikan dana sebesar 332 juta dolar AS untuk ekspansi pabrik dengan rincian perluasan unit produksi AA  dengan tambahan kapasitas 80 ribu ton sehingga total kapasitas menjadi 140 ribu ton dan produk turunannya yaitu SAP dengan kapasitas 90 ribu ton. (*)

Pewarta: Anita Permata Dewi
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2013