Jakarta (ANTARA News) - Sekitar 20 persen hingga 30 persen spesies tumbuhan asli Indonesia terancam punah, kata pakar ekologi dan keanekaragaman hayati, Roemantyo.

"Cukup banyak yang terancam punah. Kalau kita lihat daerah-daerah yang kawasannya gampang berubah fungsi pada ketinggian di bawah 500 meter, padahal di situ tempat hidup variasi genetik tumbuh-tumbuhan termasuk satwa," katanya di Jakarta, Sabtu.

Ia mencontohkan, di Jawa Barat tumbuhan asli yang terancam punah mendekati 100 spesies, termasuk di antaranya gandaria.

Padahal tumbuh-tumbuhan asli seperti bintaro, gandaria, keruing, beringin, mundu, tanjung, campoleh, sentul, cempaka putih, keweni, cendana, damar, enau, jelutung dan saga punya banyak manfaat bagi kehidupan.
 
Punahnya tumbuh-tumbuhan itu tentunya akan mengurangi jenis sumber pangan bagi manusia dan satwa.

Ramantyo menjelaskan, keberadaan tumbuh-tumbuhan asli antara lain terancam oleh invasi jenis-jenis tumbuhan baru yang cepat berkembang biak, lebih produktif dan daya tahannya lebih baik.

Ia mencontohkan, tumbuhan jenis Austroeuptorium inulaefolium (kirinyuh) sangat invasif di Taman Nasional Gunung Gede Pangrango, demikian juga dengan Eupatorium sordidum (bunga aster), Cestrum aurantiacum, Eupatorium riparium (teklan), dan Brugmansia suaveolens (kecubung gunung).

Roemantyo mengatakan, untuk menghilangkan tumbuhan invasif secara alami dibutuhkan waktu sekitar 200 tahun.


Pewarta: Desi Purnamawati
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2013