Makkah (ANTARA News) - Rasulullah SAW bersabda bahwa air zamzam bermanfaat untuk apa saja yang diniatkan ketika meminumnya.

"Jika engkau minum dengan maksud agar sembuh dari penyakitmu, maka Allah menyembuhkannya. Jika engkau minum dengan maksud supaya merasa kenyang, maka Allah mengenyangkan engkau. Jika engkau meminumnya agar hilang rasa hausmu, maka Allah akan menghilangkan dahagamu itu. Ia adalah air tekanan tumit Jibril, minuman dari Allah untuk Ismail," sabda Nabi Muhammad SAW seperti yang dinukilkan dari Hadist Riwayat Daruqutni, Ahmad, Ibnu Majah, dari Ibnu Abbas.

Itulah sebabnya zamzam menjadi buruan jamaah Indonesia dengan niat yang bermacam-macam ada untuk kesembuhan penyakit, kecerdasan, kesuburan agar suami-istri bisa punya keturunan, bahkan untuk disiramkan pada lahan pertanian agar panen tanamannya selalu berhasil.

Untuk itulah lebih afdal jika jamaah mengambil sendiri air zamzam dan langsung diniatkan di Tanah Haram sesuai dengan keinginan pemesannya. Bahkan untuk lebih berkhasiat ada air zamzam yang dibawa tawaf dan sai di Masjidil Haram.

Oleh karena itu, banyak jamaah yang dengan sengaja mengemas dalam beberapa botol kecil air zamzam yang sudah mendapat isian doa di Masjidil Haram ke dalam bagasi mereka. Walaupun mereka tahu ada larangan untuk membawa zamzam dalam bagasi.

Cerita zamzam yang dibawa tawaf dan sai juga disampaikan Kepala Daerah Kerja Madinah Ahmad Jauhari yang sempat dikejar-kejar seorang jamaah karena dianggap bertanggung jawab atas air zamzamnya yang ditinggalkan di Bandara Madinah.

Musim haji tahun lalu saat ada razia bagasi, seorang jamaah diminta petugas untuk meninggalkan sejumlah botol zamzam yang ditemukan di kopernya. Jamaah itu menolak keras karena air zamzam itu sudah dipesan untuk berbagai keperluan, bahkan sudah dibawa tiga kali tawaf dan sai di Masjidil Haram.

Karena sangat ngotot mempertahankan air itu, akhirnya ada seorang petugas yang melunakkan hatinya dengan mengatakan bahwa botol itu bisa ditinggalkan di Bandara karena akan dibawa ke Tanah Air dengan menggunakan pesawat kargo.

Bujukan itu membuat jamaah tadi merelakan zamzamnya ditinggal dengan menyelipkan nama, kloter dan tujuan embarkasinya.

"Saya tidak tahu, petugas siapa yang menjanjikan zamzam itu akan dibawa ke Tanah Air, tetapi begitu saya tiba di Jakarta, saya dikejar-kejar jamaah tadi yang meminta air zamzamnya diserahkan," katanya yang juga bingung bagaimana jamaah tadi bisa mengetahui nomor ponselnya.

Aturan Ketat

Aturan ketat bagasi jamaah di dua bandara di King Abdul Aziz (KAA) dan Ahmad Mohammad Abdul Aziz (AMMA) tidak juga membuat jamaah surut untuk membawa serta zamzam, bahkan ada satu kloter jamaah yang kompak menyembunyikan dalam koper mereka.

Imbauan petugas Indonesia saat mereka tiba di Bandara KAA agar zamzam dalam koper dikeluarkan tidak juga digubris, sehingga ketika memasuki areal pemeriksaan dan petugas Bandara mendapati adanya zamzam dalam beberapa koper, maka semua koper akhirnya diperiksa.

Terkumpullah air zamzam dalam berbagai kemasan yang jumlahnya mencapai 1,6 ton dari sekitar 450 koper jamaah di kloter yang pulang pada hari pertama kepulangan jamaah Indonesia, Senin (21/10).

Sebagian jamaah mengaku air zamzam yang dibawa itu telah mereka doakan di Multazam yaitu bagian Kabah antara sudut Hajar Aswad dan pintu Kabah, sebagian yang lain juga mengaku telah ikut didoakan di Raudlah Madjid Nabawi, sehingga bukan zamzam biasa yang bisa diambil bebas di Masjidil Haram dan Mesjid Nabawi.

Multazam dan Raudlah, dua tempat yang merupakan tempat mustajab bagi segala permohonan sehingga banyak jamaah yang membawa serta air zamzam dengan harapan doa yang dibawa serta di air zamzam akan cepat dikabulkan.

Sebenarnya tidak hanya jamaah Indonesia yang memperlakukan zamzam tidak sekedar untuk menghilang dahaga tetapi sejumlah jamaah dari negara-negara di Afrika dan pecahan Uni Sofyet juga terlihat mencipratkan air zamzam ke bagian tubuhnya termasuk ke pakaiannya.

Seorang dokter di Tanah Air juga menyarankan agar setiap selesai shalat lima waktu di Masjidil Haram dan Masjid Nabawi segera mengambil air zam-zam untuk diminum dengan diniatkan untuk menyembuhkan berbagai penyakit. "Banyak yang sudah mencoba dan berhasil sembuh atau minimal penyakitnya tidak lagi parah," katanya.

Kekhasiatan zamzam juga ditunggu keluarga jamaah di Tanah Air, sehingga mereka berusaha membawa zamzam sebanyak mungkin agar bisa mencukupi tamu yang datang.

Seorang jamah asal Solo meminta agar Pemerintah mengupayakan air zamzam yang dibawa dalam kemasan botol milik jamaah bisa dibawa karena masih banyak yang yakin kalau zamzam yang didoakan di tempat Mustajab itu akan lebih berkhasiat.

"Kalau masalahnya hanya takut tumpah maka tinggal dibuat kemasan khusus saja, karena satu botol paling banyak juga satu liter," katanya yang tak mau namanya disebutkan.

Suguhan

Haji yang baru tiba biasa menyuguhkan tamunya hidangan kurma, kacang arab, kismis, dan secangkir kecil air zamzam. Jika yakin tamunya akan banyak maka lima liter air zamzam pemberian dari Garuda Indonesia tentu tidak akan cukup.

"Saya sudah minta keluarga di Tanah Air untuk membeli zamzam karena lima liter dari Garuda pasti kurang," kata Miftahum dari kloter embarkasi Solo.

Ia mengaku mendapat kabar dari Tanah Air jika air zamzam yang dijual di Semarang sudah mencapai Rp230 ribu per galon isi lima liter, padahal sebelumnya ada di kisaran Rp170 ribu per galon.

Kebiasaan di Tanah Air para tamu biasanya meminta doa kepada jamaah yang baru pulang dari tanah suci karena dianggap doanya masih manjur apalagi disertai dengan memimun air zamzam.

Ada juga jamaah yang mengusulkan agar minimal mendapat 10 liter zamzam dari Garuda sama seperti jamaah yang diterbangkan dengan Saudia Airlines.

"Kalaupun kita dapat lima liter, mengapa kita tidak mendapat jasa kargo gratis dari Pemerintah untuk mengirim kekurangannya. Kalau kita beli sendiri lima liter juga tak masalah asalkan bisa diantar secara gratis minimal sampai Asrama Haji dan tidak perlu sampai rumah," kata Solihin, jamaah dari Jakarta.

Soal perbedaan pemberian zamzam antara Garuda dan Saudia Airlines dijelaskan oleh Hady Syahrean Wakil Presiden urusan Haji, Garuda Indonesia Airways, di Jeddah.

Ia mengungkapkan, ada kebijakan otoritas bandara di Arab Saudi yang tidak memberi izin pada Garuda untuk memanfaatkan penerbangan balik Garuda usai mengangkut jemaah haji pada proses pemberangkatan.

"Andai kita juga diberi izin untuk mengangkut zamzam memanfaatkan `pesawat kosong`, saya kira 20 liter pun bisa kita kasih jemaah," ucap Hady.

Karena itu, Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umroh Kemenag Anggito Abimayu, untuk musim haji tahun depan, Pemerintah Indonesia akan meminta persamaan perlakuan dari otoritas King Abdul Azis International Airport sehingga Garuda bisa memberikan zamzam minimal sama dengan yang disediakan Saudia Airlines.

Anggito juga akan mempertimbangkan pengurangan berat bagasi jamaah dengan kompensasi ada tambahan air zamzam bagi jamaah.

Sebagian jamaah menyambut baik usulan pengurangan berat bagasi untuk mendapatkan zamzam yang lebih banyak.

"Itu usulan yang bagus karena bagi jamaah zamzam lebih baik dibanding oleh-oleh apapun dari Tanah Suci, apalagi kalau airnya disiapkan oleh jamaah sendiri, sementara kemasannya disiapkan oleh Garuda," kata Samsudin, jamah asal Jakarta.

Masih banyaknya jamaah yang percaya dengan khasiat zamzam membuat mereka tidak segan membawa sebanyak mungkin di bagasinya.

Jika memang kebijakan pengurangan jatah bagasi bisa digunakan untuk air zamzam maka itu menjadi solusi terbaik sehingga tidak ada lagi ribuan liter air zamzam yang tertahan di Bandara, padahal mungkin banyak yang sudah susah payah mengisinya dengan doa-doa di tempat-tempat mustajab.
(B013/Z002)

Pewarta: Budi Santoso
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2013