Kami sangat serius tentang reformasi pendidikan,"
London (ANTARA News) - Wakil Presiden Boediono memaparkan kemajuan pendidikan nasional di Universitas Oxford, Inggris, dengan menyampaikan pemerintah mengalokasikan 20 persen anggaran pemerintah untuk sektor itu.

"Kami sangat serius tentang reformasi pendidikan," Wapres Boediono di London, Inggris, Rabu.

Hal tersebut disampaikan Boediono saat memberikan kuliah umum di Universitas Oxford dengan tema "Transforming Indonesia: The Challanges of Good Governance and Economic Development".

Dikatakan, pada tahun 2013 , sejumlah kebijakan telah diambil, mulai dari meningkatkan gaji guru dan pelaksanaan program sertifikasi guru untuk memperkenalkan kurikulum sekolah baru.

Juga memberikan subsidi untuk semua sekolah yang terdaftar di negara ini , sangat meningkatkan anggota beasiswa bagi siswa miskin di semua tingkatan pendidikan.

Geografi negara Indonesia juga telah mendorong pemerintah untuk mempertimbangkan aplikasi diperluas sistem pembelajaran online.

Dalam jangka menengah , kelangkaan tenaga kerja terampil dan kualitas tenaga kerja kita akan menjadi kendala yang paling penting untuk pertumbuhan nasional.

Sebuah survei Bank Dunia 2010 mengungkapkan bahwa keterampilan lulusan sekolah menengah Indonesia tidak sesuai dengan harapan pengusaha karena keterampilan yang tidak memadai generik seperti dalam pemikiran dan perilaku.

Survei lain oleh BPS menunjukkan bahwa tingkat partisipasi lebih rendah dan angka putus sekolah lebih tinggi bagi siswa dari keluarga miskin.

"Reformasi dalam sistem pendidikan kita berfokus pada peningkatan kualitas dan akses pendidikan," kata Boediono.

Bidang sosial lain yang disampaikan di depan serattusan mahasiswa adalah Januari 2014, sistem asuransi kesehatan nasional akan diluncurkan , menawarkan paket minimal pelayanan kesehatan bagi setiap warga Indonesia dengan Pemerintah sepenuhnya membayar premi bagi masyarakat miskin .

Sebelum Wapres melakukan kuliah umum, di luar gedung kampus terdapat sejumlah aktivis Papua Barat menyampaikan orasi dan mengibarkan bendara Papua Barat.(*)

Pewarta: Ahmad Wijaya
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2013