Kedatangan kami ke sini untuk menjunjukkan perhatian serius kami terhadap keamanan serikat buruh di Indonesia,"
Jakarta (ANTARA News) - Tindak kekerasan yang dialami sejumlah buruh pada aksi mogok nasional pada 31 Oktober lalu mendapat perhatian dari dua serikat buruh internasional, yakni International Trade Union Center- Asia Pasific (ITUC-AP) dan Industryall South East Asia.

Sekertaris Jenderal ITUC- AP, Noriyuki Suzuki mengatakan perhatian seriusnya terutama soal keamanan serikat buruh di Indonesia.

"Kedatangan kami ke sini untuk menjunjukkan perhatian serius kami terhadap keamanan serikat buruh di Indonesia," katanya dalam konferensi pers di Jakarta, Kamis.

Menurut Noriyuki, pihaknya tidak menerima aksi kekerasan yang dilakukan oleh pihak-pihak tertentu terhadap serikat buruh di Indonesia.

Ia mengharapkan pemerintah sebagai pemegang kekuasaan dapat melindungi warga negaranya dan melakukan investigasi atas kasus kekerasan yang menimpa buruh.

Sementara itu, perwakilan Industryall South East Asia, Vonny Diananto mengatakan tindak kekerasan pada buruh saat melakukan mogok nasional merupakan pelanggaran terhadap hak asasi manusia.

"Ini melanggar hak azasi manusia, bukan lagi hak pekerja tetapi sudah hak azasi manusia," ujarnya. Ia mengutarakan akan terus memantau apa yang menjadi perhatian pemerintah Indonesia dan kepolisian menindaklanjuti aksi kekerasan.

Pihaknya menilai apa yang dituntut para pekerja (buruh) soal upah merupakan hal mendasar yang tidak seharusnya mendapatkan perlawanan secara horizontal. Oleh karenanya, ia pun mendukung segala aktivitas yang menyangkut aksi mogok nasional.

Kedua serikat buruh internasional ini sama-sama menyuarakan agar gerakan buruh di Indonesia tidak turun atau tidak menjadi lemah karena tindak kekerasan ini. Pada aksi mogok nasional, Kamis (31/10) sempat terjadi bentrokan antara massa buruh Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia (FSPMI) dengan satu Ormas pemuda di kawasan industri EJIP (East Jakarta Industrial Park).(*)

Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2013