Pendidikan harus membekali kemampuan untuk berpikir menembus jauh ke depan. Umat Islam harus visioner dan menjawab tantangan zaman,"
Jakarta (ANTARA News) - Pengusaha muslim, Soetrisno Bachir mengimbau agar lembaga pendidikan bukan hanya untuk mencetak sarjana, tapi juga melahirkan pemimpin dan pengusaha.

"Pendidikan harus membekali kemampuan untuk berpikir menembus jauh ke depan. Umat Islam harus visioner dan menjawab tantangan zaman," ujar Soetrisno dalam seminar memperingati  71 tahun Ma’had Islam di Pekalongan, Jawa Tengah, Jumat.

Dalam keterangan persnya, Soetrisno mengatakan, pendidikan Islam juga harus mampu memberi bekal kepemimpinan dan kewirausahaan. "Belajar dari zaman kejayaan Islam di masa lalu, umat Islam harus visioner, mampu memimpin, dan mengelola potensi duniawi," ujarnya.

Mantan Ketua Umum DPP PAN menegaskan, pendidikan Islam harus komprehensif dan terintegrasi, serta tidak sekuler. "Jangan mengajak memikirkan akhirat saja, tapi juga bagaimana menguasai urusan dunia. Selain harus cerdas, seorang muslim juga harus kuat dan kaya," katanya.

"Kekayaan adalah sarana ibadah. Dengan menjadi kaya, kita semakin berdaya untuk membangun peradaban umat," ujarnya menambahkan.

Menurut Soetrisno, di sektor perekonomian, umat Islam Indonesia harus mengevaluasi kondisi di negara yang mayoritas muslim ini.

Pengusaha yang juga Ketua Umum Perhimpunan Keluarga Besar Pelajar Islam Indonesia (KB PII) ini menceritakankan bahwa bangsa Indonesia masih jauh ketinggalan dari negara-negara tetangga.

"Populasi wirausahawan di Indonesia masih sebanyak 1,56%, berada jauh di bawah Malaysia yang punya 4%, Thailand punya 4,1%, apalagi dengan Singapura yang punya 7%," katanya.

Dengan pengalamannya sebagai pengusaha dan tokoh politik nasional, Soetrisno berkomitmen untuk menanamkan pondasi peradaban secara komprehensif.
"Pendidikan kita harus membuka diri, harus hijrah ke pusaran baru dengan mengintegrasikan gerakan wirausaha dalam sistem pendidikan," ujarnya.

Soetrisno mengisahkan bahwa sebagai Ketua Umum KB PII periode 2011-2015, ia juga memberikan perhatian besar pada gerakan wirausaha di organisasi yang dipimpinnya.

"PII juga saya dorong untuk tidak hanya mencetak kader cendekiawan dan pemimpin umat, tapi juga kader entrepreneur," pungkasnya.(*)

Pewarta: Ruslan Burhani
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2013