Gorontalo, (ANTARA News)- Berdasarkan hasil penelitian, dua sungai di Gorontalo yakni Motomboto dan Mopuya terbukti mengandung logam berat yang melebihi standar yang telah ditetapkan pemerintah. Hal itu disampaikan oleh peneliti dari Pusat Studi Lingkungan Hidup (PSLH) Institut Teknologi Bandung (ITB), Prof.Dr. Azis dalam laporan tertulis di Gorontalo, Senin (21/8). Hasil penelitian tersebut diperolehnya, ketika mengukur parameter kualitas air sungai yang terdapat di sekitar area penambangan di Kawasan Taman Nasional Bogani Nani Wartabone (TNBNW). Menurut dia, dari 13 titik pengambilan sample air yang berada di Kecamatan Suwawa dan Kecamatan Bone Pantai, hanya sungai Mopuya dan Motomboto bagian hulu yang memiliki kadar logam berat yang tidak sesuai dengan baku mutu air dalam Peraturan Pemerintah (PP) No.82 Tahun 2001. Sungai Motomboto bagian hulu, kata dia, mengandung logam berat besi (Zn) sebesar 0,059 ppm (part per million), sedangkan standar mutu air permukaan untuk Zn yang telah ditetapkan dalam PP No.82 Tahun 2001 adalah 0,05 ppm. Untuk sungai Mopuya bagian hilir, mengandung logam berat Timbal (Pb) sebesar 0,031 ppm, dimana sedikit berada diatas standar Pb dalam air permukaan yaitu 0,03 ppm. Azis mengatakan, sumber utama penyebab kehadiran logam berat Pb dan Zn di dua sungai tersebut, diduga berasal dari sumber alamiah yaitu sifat kimiawi tanah setempat. Meskipun air limbah yang berasal dari Penambangan Tanpa Izin (PETI) yang berada di Taman Nasional Bogani Nani Wartabone di buang ke dalam air sungai tersebut, namum tidak terjadi peningkatan konsentrasi logam berat antara bagian hulu dan hilir. "Ini karena pembuangan air limbah PETI ke dalam sungai tidak kontinyu," ungkapnya. Oleh sebab itu, kata dia, pada saat pengambilan sampel air dilakukan, tidak ada air limbah PETI yang dibuang ke aliran sungai tersebut. Selain itu, tidak terjadinya peningkatan logam berat di bagian hilir, kemungkinan juga disebabkan terjadi pengenceran (dilution), karena debit air limbah PETI jauh lebih kecil dibandingkan debit air sungai penerima (Motomboto dan Mopuya). Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa parameter yang diukur dalam penelitian tersebut diantaranya adalah kandungan Besi, Mangan, Nitrat, Nitrit, Cu, Pb, Zn, Cd, Cr, As, Ba, Hg, Se, Co, bau, rasa, kekeruhan, salinitas, suhu, serta warna. Sedangkan metode penelitian yang digunakan untuk mengukur kadar Zn dan Pb adalah metode analisis air Atomic Absorption Spectrofotometri (AAS). "Namun, dari semua parameter yang diukur di 13 lokasi, hanya Pb dan Zn yang kadarnya melebihi standar," ungkapnya.(*)

Copyright © ANTARA 2006